Washington (ANTARA) - Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat pada Minggu mengatakan pihaknya menyelidiki upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump saat kampanye di Pennsylvania sebagai "potensi aksi terorisme dalam negeri" sambil menegaskan bahwa penembak bertindak sendirian.
“Pada titik ini (dalam) penyelidikan, tampaknya dia adalah aktor tunggal, namun kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Robert Wells, asisten direktur eksekutif Departemen Keamanan Nasional FBI, kepada wartawan, mengacu pada tersangka. penembak, yang diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks, seorang pria Pennsylvania berusia 20 tahun.
"Kami menyelidiki ini sebagai upaya pembunuhan tetapi juga melihatnya sebagai potensi aksi terorisme dalam negeri," tambahnya.
"Saat ini divisi kontraterorisme dan kriminal kami bekerja sama untuk menentukan motif penembakan," ujar Wells.
Agen Khusus FBI Kevin Rojek mengatakan senjata yang digunakan dalam upaya pembunuhan tersebut adalah “senapan AR-style 556” yang dibeli secara legal.
Crooks ditembak mati oleh agen Dinas Rahasia setelah dia melepaskan tembakan dari tempat yang menurut badan tersebut berada di posisi tinggi di luar lapangan Butler, Pennsylvania, tempat Trump berpidato di hadapan para pendukungnya menjelang pemilihan presiden pada November. Pihak berwenang belum mengetahui motif penembakan tersebut.
Presiden Joe Biden mengatakan dia telah menginstruksikan para pejabat untuk memastikan bahwa penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap penembakan Sabtu itu “menyeluruh dan cepat” dan bahwa para penyelidik “memiliki semua sumber daya yang mereka perlukan untuk menyelesaikannya.”
Sumber: Anadolu-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: FBI selidiki penembakan Trump sebagai potensi aksi terorisme