Kendari (ANTARA) - PT DSSP Power Kendari, Sulawesi Tenggara memulai inisiasi program mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim di Desa Mata Wawatu melalui Program kampung iklim (Proklim), dampak ancaman perubahan iklim yang kian hari kian semakin terasa.
CSR and Government Relation PT DSSP Power Kendari, Risal Akbar, di Kendari, Sabtu menjelaskan program ini adalah upaya perusahaan untuk mendukung program nasional yang mengacu pada Peraturan menteri lingkungan hidup Nomor 19 Tahun 2012 tentang Proklim.
Proklim tersebut adalah program berlingkup nasional yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim
.
"Sesuai dengan amanat Permen tersebut, kami akan menggandeng langsung masyarakat dan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Konawe Selatan untuk bersama-sama menjadi eksekutor dan partisipan aktif," kata Risal
.
Proklim sendiri adalah pemberdayaan masyarakat atau Community Based Development yang dimana sejumlah aspek yang diperhatikan oleh inisiator atau penyelenggara adalah penunjang dalam proses produksi, kesetaraan (equity), keamanan (security), keberlanjutan (sustainability) dan kerjasama (cooperation), yang memanfaatkan sumber daya lokal (local resource based).
Program tersebut, katanya, dibuat perusahaan untuk menguatkan kapasitas adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim dan Di samping itu, dalam jangka panjang keberlanjutan iklim dan lingkungan yang baik tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi yang terdapat di daerahnya masing-masing.
"Saat ini kami dalam tahap penyusunan Dokumen Studi lapangan dan juga sosialisasi di desa Mata Wawatu. Kami ingin agar program yang nantinya kita laksanakan adalah program yang sesuai dengan kebutuhan masyakarat di lapangan dan juga tidak ada penolakan dari masyarkat karena kami akan sangat membutuhkan partisipasi dari masyarakat secara aktif sesuai dengan amanat dari Permen," katanya.
Dari hasil studi tersebut, kata Risal, akan menghasil sejumlah desain program yang meliputi program Adaptasi dan mitiasi berupa Pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor, Peningkatan ketahanan pangan, Pengendalian penyakit terkait iklim, penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat angin, gelombang tinggi, engelolaan sampah,limbah padat dan cair.
Kemudian pengolahan dan pemanfaatan air limbah, penggunaan energi baru terbarukan, konservasi dan penghematan energy, budidaya pertanian, peningkatan tutupan vegetasi; dan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
"Jadi program ini nantinya akan kami integrasikan dengan program DSSP Green Project yang selama ini telah berjalan dengan sangat baik dan mendapatkan banyak apresiasi dari stakeholder kami," sambungnya.
Selain Program kampung iklim tersebut, perusahaan juga menyelenggarakan program-program CSR lainnya dan turut serta mendukung target Program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Hal ini merupakan bentuk perwujudan komitmen sosial sekaligus kepedulian dan solidaritas perusahaan kepada masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.
PT DSSP Power Kendari, merupakan perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan PLTU dengan kapasitas 2 X 50 MW yang berlokasi di Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan dimana saat ini PLTU tersebut merupakan tulang punggung dari sistem kelistrikan di Sulawesi Tenggara, yang mensuplai kebutuhan listrik wilayah Sulawesi Tenggara melalui jaringan interkoneksi 150 Kv sistem Sulawesi Tenggara – Sulawesi bagian Selatan.