Kendari (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan atau Disperindag Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengintensifkan operasi pasar dan pangan murah hingga akhir Desember untuk mengendalikan laju inflasi dan kenaikan harga bahan pokok.
“Operasi pasar murah ini akan terus kami lakukan supaya masyarakat dapat menikmati harga bahan pokok yang terjangkau,” Kata Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Provinsi Sultra La Ode Muhammad Fitrah Arsyad ketika ditemui di Kendari, Senin.
Sebelum diadakan pasar murah, dia menjelaskan bahwa harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan misalnya harga beras naik menjadi Rp13.000 per Kg, gula pasir Rp20 ribu per Kg dan minyak goreng Rp17 ribu per liter.
“Pasar murah ini kami menjual dengan harga untuk beras menjadi Rp10.900 per Kg, gula Rp16 ribu per kg dan minyak Rp14.500 per liter,” Jelasnya.
Dia mengatakan bahwa kegiatan pasar murah yang telah digelar tersebut sesuai dengan arahan Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Sultra Komjen Pol (Purn) Andap, di antaranya di Kabupaten Wakatobi, Muna Barat (Mubar), Kota Kendari, dan Baubau.
Dia menyebutkan bahwa sebelum melakukan operasi pasar murah, mereka melakukan survei harga kebutuhan pokok di pasar khususnya ke pasar tradisional.
Selain itu, Disperindag Provinsi Sultra juga terus berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Satuan Tugas (Satgas) Pangan, dan Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) untuk turun memantau di pasar-pasar tradisional dan beberapa distributor, yang kemudian akan ditindak lanjuti dengan kegiatan pangan murah serta pasar murah.
Dan dia lanjut menjelaskan bahwa kami juga telah menyampaikan kepada para distributor mitra kerjasama Disperindag Sultra, agar menjual komoditi tersebut sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Kalau beras itu di harga Rp10.900, kemudian minyak goreng kemarin ada ketetapan barunya HET Rp16.000, jadi kami berharap para distributor ini mematuhi HET ini agar harga kebutuhan pokok dapat terkendali," jelasnya.