Kediri (ANTARA) - Wakil Presiden RI periode 2019-2024 KH Ma'ruf Amin mengungkap tentang peran strategis pesantren dalam dakwah Islam, saat puncak peringatan hari lahir 100 tahun Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Kiai Ma'ruf dalam keterangan yang diterima di Kediri Kamis, mengungkapkan bahwa sudah banyak sekali kiai yang dihasilkan oleh pesantren ini. Bahkan, para kiai yang dicetak dari pesantren ini juga membuat 'pabrik' (pesantren) di tempat lain.
"Menyiapkan orang yang paham agama menjadi tanggung jawab ulama, karena ulama tidak selamanya hidup. Karena itu setelah beliau wafat ada penggantinya," katanya.
Ia menambahkan, saat ulama wafat yang dibawa adalah ilmunya, sedangkan harta seperti mobil, rumah, sawah semuanya ditinggal.
"Kalau tidak tersisa orang alim, akan ambil pemimpin yang bodoh, tanpa ilmu. Itulah sebabnya tidak boleh ada kekosongan ulama dengan mencetak ulama dan ternyata 'pabriknya' ada di Kediri, ada di Ploso," kata kiai Ma'ruf.
Ia memberikan apresiasi usia 100 tahun pesantren ini. Pondok Pesantren Al Falah ini telah memberikan kontribusi besar dalam membangun serta melahirkan ulama, melalui pendidikannya.
Ia juga mengingatkan bahwa tugas ulama adalah memberikan warna dalam kehidupan, supaya (umat) tidak berada dalam kehidupan yang jahiliyah atau kebodohan.
"Ulama itu pemberi warna, jangan kiai diberi warna yakni cara berpikirnya, kebudayaannya, ekonominya," katanya.
Kegiatan peringatan harlah 100 tahun Pesantren Al Falah Desa Ploso Kecamatan Mojo ini juga merefleksikan perjuangan para pendiri pesantren, khususnya KH Ahmad Djazuli Utsman dan Nyai Hj Rodliyah. Acara ini digelar di area Pesantren Al Falah pada Rabu (1/1) malam.
Selain Wapres periode 2019-2024 Ma'ruf Amin yang memberikan testimoni, ada juga testimoni dari tokoh-tokoh lain seperti Pengasuh PP Lirboyo Kediri KH Kafabihi Mahrus, mantan Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj, hingga Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Muhaimin Iskandar, Menteri Koordinataor Bidang Pangan Zulkifli Hasan, serta beberapa tokoh lainnya.
Ada juga testimoni yang disampaikan secara virtual dari tokoh nasional, seperti Kapolri dan tokoh-tokoh lainnya.
Mereka menyampaikan kesan mendalam tentang kontribusi Pondok Al Falah Kediri dalam membangun generasi dengan semboyan 'Afdlolutthuruqi ilallah thoriqotutta'lim watta'allum.
Ketua PBNU KH Yahya Kholil Staquf yang datang lebih awal juga menyampaikan atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menghaturkan selamat 100 tahun pondok pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri.
"Telah 100 tahun pondok pesantren yang didirikan oleh Kiai Ahmad Djazuli Utsman mempersembahkan khidmah paripurna menjadi sandaran berkah ilmu bagi santri-santrinya. Meninggalkan jejak jejak berskala peradaban yang luar biasa. Masyarakat Ahlusunnah wal jamaah dan jamiah Nahdlatul Ulama berhutang besar pada jasa jasa ponpes Al Falah Ploso Mojo Kediri ini dan para masayikhnya. Semoga keberkahan Al Falah dilanggengkan oleh Allah SWT," kata kiai Yahya.
Dalam kegiatan itu, juga dilakukan pengajian Kitab Al Hikam yang disampaikan KH Nurul Huda Djazuli, sebagai pengingat bahwa kitab-kitab yang diajarkan di Pesantren Al Falah memiliki sanad langsung dari ulama besar seperti Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari.
Pada puncak acara 1 abad ini Ponpes Al Falah Ploso ini juga memberikan apresiasi yang dikemas dalam Al Falah Award yang diberikan dalam beberapa kategori.
Yakni, kategori tokoh Inspiratif diberikan kepada Kyai Ma’ruf Kedunglo dan Kyai Mu’in Durenan.
Kategori sanad keilmuan, diberikan ke pondok pesantren yang memiliki hubungan erat dengan Al Falah, seperti PP Gondanglegi, PP Sono Sidoarjo, dan PP Tebuireng.
Kategori pesantren sahabat ke PP Lirboyo Kediri, atas hubungan historis dan eratnya kerja sama antarpondok.
Kategori alumni generasi terpanjang, diberikan kepada Kiai Jajuli Wonosobo dan Kiai Mahalli Blitar sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi mereka.
Khodimul Ma’had berdedikasi tinggi diberikan kepada tiga tokoh penting yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam pengabdian mereka kepada pesantren. Penerima penghargaan ini adalah KH Ashfar Bushoir, KH Arsyad Bushoir, dan KH Ardani Ahmad.
Ribuan santri dan masyarakat dari Kediri, bahkan beberapa kota di Indonesia juga hadir. Mereka juga memadati sepanjang jalan menuju ke pesantren ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KH Ma'ruf Amin ungkap peran strategis pesantren dalam dakwah Islam