Kendari (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara akan mendorong agar keberadaan UPTD Museum dan Taman Budaya Negeri Sultra dapat menjadi laboratorium sekolah yang setiap saat dikunjungi.
"Jadi maksud agar museum dijadikan laboratorium sekolah itu, adalah menjadikan museum itu sebagai pusat mencari informasi yang lebih banyak, baik itu menyangkut sejarah kebudayaan dan peradaban, ilmu pengetahuan dan sebagai fungsi edukasi," kata Kadis Dikbud Sultra, Yusmin di Kendari, Senin.
Terkait museum sebagai pusat informasi, maka digelar kegiatan dalam rangkaian lomba pemilihan duta Museum Sultra 2023 yang berlangsung selama tiga hari dengan jumlah pesertanya lebih dari 60 orang putra dan putri.
Kadis Dikbud Sultra mengatakan, untuk menjadikan museum sebagai tujuan pembelajaran bagi kalangan pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum maka perlu ada perbaikan sarana dan prasarana penunjang yang dapat menarik perhatian masyarakat berkunjung ke museum.
"Untuk meningkatkan jumlah pengunjung datang ke museum, penataan koleksi benda-benda sejarah harus lebih bagus dan nyaman sehingga masyarakat saat masuk dalam gedung museum lebih betah dan senang menyaksikan koleksi-koleksi dan benda sejarah masa lalu," ujarnya.
Museum sebagai salah satu fungsi edukasi, kata Yusmin, agar petugas pemandu dalam museum, harus mampu memberi informasi yang di butuhkan para pengujung terkait fungsi Museum sebagai pelestarian koleksi cagar budaya yang dimiliki dari empat etnis besar di Sultra (Buton, Muna, Tolaki dan Moronene).
"Kita berharap agar data dan koleksi yang dimiliki museum dari tahun ke tahun akan terus bertambah seiring dengan kemajuan dan peradaban dunia yang kekinian dengan teknologi yang semakin canggih," ujarnya.
Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra, Laudin mengatakan kegiatan lomba duta Mesum 2023 bertujuan untuk memaksimalkan potensi dan peran generasi muda dalam memajukan Museum Sultra, serta meningkatkan akses masyarakat untuk lebih banyak datang ke museum."Jadi, lomba pemilihan Duta Museum ini untuk menyeleksi putra putri, yang memiliki pengetahuan tentang permuseuman. Mereka akan menjadi Ambassador perwakilan dari Museum Sultra, yang nantinya mampu mempromosikan dan mempublikasikan museum ke masyarakat lebih luas," ujarnya.
Ia mengatakan, peserta lomba Duta Museum itu sebanyak 60 orang berasal dari pelajar, mahasiswa dan umum Se-Sultra, dan peserta lomba melakukan seleksi tahap seleksi yang cukup ketat dari tim juri, yang kemudian menentukan sebagai pemenang juara satu, dua dan tiga.
Tiga pemenang Duta Museum 2023 itu terdiri dari tiga laki dan tiga perempuan yakni kategori putri sebagai juara satu Afifah Arif Mansyur sebagai juara pertama, Nining sebagai juara ke dua dan Zinniah Wahyunika sebagai juara ketiga. Sementara kategori putra yakni Evan Abisa Abraham sebagai juara pertama, Febriansyah Mekuo sebagai juara ke dua dan Bagus Darmawan sebagai juara ketiga.