Kendari (ANTARA) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Baubau, Sulawesi Tenggara, membuka lintasan baru yang menghubungkan Labuan (Kabupaten Buton Utara) dan Sawaeya (Kabupaten Konawe Kepulauan) mulai pekan kedua November 2023 dengan satu unit kapal.
"Sekitar pekan kedua November ini kami membuka lintasan di Labuan-Sawaeya. Saat ini yang sudah ada lintasan Kendari-Langara di Wawonii, kami akan buka lagi ke Pulau Wawonii tepatnya di Pelabuhan Sawaeya," ujar General Manager PT ASDP Cabang Baubau, Jamaluddin di Baubau, Jumat.
Ia mengatakan lintasan baru tersebut nantinya dilayani satu unit kapal yakni KMP Semumu dengan rencana pengoperasian satu trip setiap pekan.
"Armada yang disiapkan itu kapal yang dioperasikan di lintasan Labuan-Amolengo, kami akan alihkan ke sana tanpa mengurangi trip di Labuan-Amolengo. Misalnnya, kalau kapal ini melayani empat trip (Labuan-Amolengo) maka itu tetap empat trip, setelah itu melayani lintasan itu (Labuan-Sawaeya)," katanya.
Menurut Jamaluddin, rencana pengoperasian kapal di lintasan yang jaraknya sekitar 19 mil atau ditempuh 3 jam itu akan sandar menggunakan pelabuhan laut di Sawaeya.
"Sebenarnya kalau penyeberangan itu pelabuhan khusus, tapi karena belum jadi pelabuhannya sehingga sandar di pelabuhan laut dulu," ujarnya seraya menyebut bahwa pemerintah sudah menganggarkan untuk pembangunan dermaga penyeberangan di Sawaeya.
Pihaknya membuka lintasan baru itu, jelas dia, karena sebagai perusahaan milik negara yang punya misi salah satunya adalah membuka lintasan atau daerah-daerah yang terisolasi, sehingga pemerintah membuka lintasan Labuan-Sawaeya melalui operator ASDP Baubau.
"Jadi (lintasan) ini akan tetap disubsidi oleh pemerintah, bila lintasan tersebut sudah bisa komersil dan subsdinya dicabut maka dialokasikan ke tempat-tempat (lintasan) lain yang membutuhkan," katanya.
Di samping itu, Jamaluddin juga menyampaikan bahwa tiga lintasan perintis yakni rute Kendari-Langara, Raha-Pure (Muna), dan lintasan Kamaru-Wanci (Buton-Wakatobi) akan dicabut sudsidinya oleh pemerintah pusat pada 2024 dengan melihat faktor muat penumpang di lintasan tersebut sudah di atas 60 persen.
"Jadi tiga lintasan itu sudah diekspose oleh Kementerian Perhubungan tahun depan akan dicabut subsidinya. Untuk lintasan Kendari-Langara sudah bisa membiayai kapal itu sendiri, dalam artian pendapatannya sudah melebihi dari biaya yang dikeluarkan dalam pengoperasian disana," ujarnya.
Namun, lanjut dia, lintasan Raha-Pure masih minus (pendapatan) tetapi Loadfaktornya sudah di atas 60 persen, sehingga pemerintah mencabut subsidinya.
"Jadi konsekuensi dari itu semua kami akan mengalami kerugian terhadap lintasan Raha-Pure dan Kamaru-Wanci, sehingga kedepannya kalau pun itu jadi dicabut kami akan melakukan inovasi-inovasi di lintasan tersebut untuk bisa meningkatkan produksi di lintasan tersebut," ujarnya.
Dengan akan dicabutnya subsidi tiga lintasan perintis tersebut maka tersisa 10 lintasan yang masih disubsidi, sedangkan tiga lintasan komersial atau tidak disubsidi yakni jalur Baubau-Waara (Baubau-Buton Tengah), Torobulu-Tampo (Konawe Selatan-Muna, dan lintasan Labuan-Amolengo (Buton Utara-Konawe Selatan).