Kendari (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas beserta jajarannya banjir pujian karena dinilai sukses dalam menyelenggarakan ibadah haji tahun 2023 yang mengangkat tema "Haji Ramah Lansia".
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah memberikan pelayanan prima kepada 229 ribu jamaah haji dimana 68 ribu di antaranya adalah jemaah lansia.
Dikutip keterangan resmi Humas IAIN Kendari, Kamis menyebut salah seorang jamaah lansia asal Sulawesi Tenggara, Sulaemang yang dihubungi via telepon mengaku sangat bersyukur dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.
Dosen purnabakti IAIN Kendari yang berusia 68 tahun itu sedianya berangkat haji pada tahun 2021, namun tertunda karena pandemi COVID-19 yang melanda dunia.
Dirinya mengaku awalnya khawatir karena penundaan tersebut karena akan membuat usianya semakin tua dan fisik semakin lemah, tetapi dia bersyukur sebab Kementerian Agama sudah mengantisipasi dengan menyiapkan petugas haji yang sangat membantu kelompok lansia.
"Mereka melayani kami luar biasa dan tak kenal lelah. Kami mengucapkan terima kasih karena telah ikhlas mendampingi kami dalam ibadah ini. Semoga Allah melipatgandakan pahalanya kepada para petugas,” ucapnya.
Perjuangan PPIH dalam penyelenggaran haji tahun ini dikisahkan oleh Ahmad Baharuddin, petugas Haji dari Sulawesi Tenggara. Mereka tak kenal waktu siap melayani seluruh jemaah khususnya yang berstatus lanjut usia. Petugas harus menyiapkan tenaga ekstra untuk melayani jemaah dalam menuntaskan rangkaian ibadah haji.
”Keberhasilan penyelenggaraan haji ini tak lepas dari kerjasama seluruh stakeholder. Mulai dari keberangkatan hingga kepulangan. Semua ini terbangun karena dilandasi dengan keikhlasan dan ketulusan membantu jamaah menjalankan rukun Islam yang kelima.” lanjutnya.
Rektor IAIN Kendari periode 2019-2023 Prof. Dr. Faizah Binti Awad yang sebelumnya ditunjuk sebagai tim monev penyelenggaraan haji mengungkap fakta kualitas pelayanan haji di haramain. Sekitar 30 persen jamaah lansia berusia sangat sepuh sehingga membutuhkan pendampingan intensif dari para petugas.
”Para jamaah lansia ini ada yang usianya sudah mencapai 90 tahun. Fisik yang lemah membuat para petugas bekerja keras untuk mendampingi mereka baik untuk keperluan ibadah maupun keperluan pribadi,” jelasnya.
Di sisi lain, petugas juga menghadapi tantangan lain seperti suhu udara yang cukup panas yakni di atas 43 derajat celcius. Namun dia mengatakan, hal itu tidak menjadi kendala berarti dalam bagi para petugas sebab mereka tetap bekerja dengan baik.
Dia menambahkan, proses pemulangan jamaah gelombang pertama telah dimulai sejak Selasa (4/7) melalui bandara King Abdul Aziz, Jeddah yang akan dilaksanakan berangsur berangsur hingga tanggal 18 Juli 2023. Sedangkan proses pemulangan gelombang kedua dari bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah mulai tanggal 19 Juli sampai 2 Agustus 2023
Sementara itu, Rektor IAIN Kendari, Dr. Husain Insawan turut mengapresiasi kinerja penyelenggara haji tahun ini.
Menurutnya penyelenggaraan haji tahun ini sangat sukses karena minim keluhan. Ini semua berkat upaya tak kenal lelah para petugas haji yang bekerja sepenuhnya siang dan malam untuk memastikan para jemaah mendapatkan pelayanan terbaik.
"Kesuksesan ini kami yakini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Kementerian Agama,” kata Rektor.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa berdasarkan hasil pantauan baik di media sosial maupun pemberitaan media mainstream, penyelenggaraan haji mendapat pujian dari sebagian besar jamaah.
Semua ini tentu saja tidak terlepas dari arahan dan komitmen Gus Menteri selaku Amirul Hajj dalam memberikan pelayanan haji yang berkualitas.
Dia mengapresiasi karena Gusmen memantau langsung penyelenggaraan haji dan mengatasi masalah yang terjadi seperti pada insiden keterlambatan Masyariq (Perusahaan Layanan Haji Saudi Arabia).
Selain itu, Gusmen juga mengajukan protes dan menyampaikan kepada Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Dr.Tawfiq Fawzan Al-Rabiah mengenai pelayanan yang kurang optimal terhadap jamaah Indonesia.
"Tidak ada kompromi dari Menag bila ada hal krusial yang terjadi” ujar dia.
Wujud ketegasan lain Gusmen, dia melarang adanya pungutan biaya bagi mereka yang menggunakan jasa Badal melontar jumrah, meskipun penggunaan Badal ini sah secara fikih. Gusmen telah berkomitmen memberikan pelayanan yang lebih baik kepada seluruh jemaah haji Indonesia.
Dalam pelaksanaan haji tahun ini, Gusmen bersama jajarannya telah menyusun program yang mempertimbangkan kebutuhan fisik dan kesehatan para jemaah lansia. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa mereka dapat menjalankan ibadah haji dengan nyaman dan aman.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menyediakan fasilitas khusus di tempat penginapan bagi jemaah lansia. Fasilitas ini mencakup akomodasi yang mudah dijangkau, ruang istirahat yang nyaman, serta perawatan medis yang memadai.
Selain itu, jemaah lansia juga mendapatkan pendamping khusus yang akan membantu mereka dalam setiap kegiatan haji, mulai dari transportasi, pengaturan waktu, hingga pelaksanaan ibadah.
Tak hanya itu, Menteri Agama juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program ini, termasuk petugas haji, dokter, perawat, dan para sukarelawan yang dengan gigih melaksanakan tugas mereka.
Ia berharap program haji ramah lansia dapat terus ditingkatkan dan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada jemaah haji lanjut usia.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah melakukan berbagai inovasi dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Diharapkan, kebijakan pengelolaan haji yang profesional dan terukur dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para jemaah dalam menjalankan ibadah yang diidamkan umat Muslim di seluruh dunia.