Kendari (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulawesi Tenggara mengajak para petani di daerah itu untuk mengoptimalkan pemanfaatan dana kredit usaha rakyat (KUR) dalam mengembangkan serta meningkatkan usaha pertanian mereka.
Kepala DJPb Sultra Syarwan di Kendari, Selasa mengatakan pemanfaatan dana KUR sangat penting dioptimalkan bagi petani, apalagi Sulawesi Tenggara memiliki pertanian yang luas.
"Kita tahu di Sultra ini yang terbesar adalah pertanian dan pertambangan, namun berdasarkan catatan NTP atau nilai tukar pertanian masih di bawah 100 persen semoga dengan mengoptimalkan KUR ini para petani bisa mengangkat derajat ekonominya, ini harapan kami," katanya.
Ditjen Perbendaharaan Sultra mencatat, hingga awal Mei 2023 penyaluran dana KUR di daerah ini baru mencapai Rp710,78 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 12.232 orang atau usaha.
Syarwan menjelaskan penyaluran dan KUR tersebut masih didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran senilai Rp322,05 miliar dengan jumlah debitur 5.142 usaha.
Selanjutnya disusul sektor pertanian/ perburuan dan kehutanan Rp202,92 miliar dengan 3.926 debitur dan sektor jasa kemasyarakatan/sosial budaya/hiburan dan perorangan lainnya sebesar Rp53,21 miliar dengan jumlah 1.006 debitur.
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sultra mengajak para petani yang ada di daerah ini untuk mengoptimalkan pemanfaatan KUR dalam mengembangkan serta meningkatkan usaha pertanian di Sulawesi Tenggara.
Syarwan menambahkan realisasi penyerapan dana KUR di Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 lalu masih rendah, yakni hanya sebesar Rp4,5 triliun dari pagu Rp373 triliun secara nasional.
"Sedangkan untuk tahun 2023 ini pemerintah menaikkan pagu KUR sebesar Rp450 triliun," pungkas Syarwan.