Kendari (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Lukman Abunawas menyebutkan Generasi Berencana (Genre) binaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki peran besar menekan angka stunting di daerah itu.
"Program Genre adalah program yang mengedepankan pembentukan karakter bangsa di kalangan generasi muda dan merupakan wadah untuk mengembangkan karakter bangsa karena mengajarkan remaja untuk menjauhi pernikahan dini, seks pranikah, dan napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) guna menjadi remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa sehingga dapat menekan prevalensi stunting," katanya pada puncak pemilihan Duta Genre Sultra di Kendari, Sabtu.
Ia mengatakan keberadaan Duta Genre sekaligus menekan maraknya permasalahan remaja, sedangkan paling menonjol permasalahan seputar seksualitas.
Selain itu, katanya, persoalan HIV/AIDS, penyalahgunaan narkoba dan rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan usia menikah yang masih muda menimpa remaja dan rendahnya pemahaman tentang gizi, gaya hidup, dan perilaku konsumsi yang kurang baik mengakibatkan 32 persen remaja puteri mengalami anemia.
Lukman yang Ayah Genre Sultra itu, mengatakan peran Duta Genre perlu digiatkan dengan pencegahan stunting dari hulu sehingga di "Bumi Anoa" bebas stunting pada 2024.
Kepala BKKBN Sultra Asmar melaporkan puncak pemilihan Duta Genre menentukan siapa yang layak menjadi terbaik, panutan, sketsa, dan potret remaja Generasi Berencana Sultra 2023.
"Ke depan, Duta Genre ini punya tupoksi yang cukup menantang bersama teman-teman sebaya lainnya, yakni membantu pemerintah dalam mengimplementasikan aksi nyata percepatan pencegahan dan penurunan stunting dari hulu," katanya.
Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Novian Andusti mengatakan program Genre memberikan kesempatan para remaja di desa/kelurahan dan kecamatan sebagai Duta Generasi Berencana.
Penetapan Duta Genre, kata dia, melalui mekanisme penunjukan dengan tetap memperhatikan kriteria-kriteria tertentu sebagai upaya meningkatkan kualitas pemberian akses informasi, pendidikan, dan konseling tentang kesehatan reproduksi, gizi, dan perencanaan berkeluarga bagi remaja.
"Kemudian untuk meningkatkan kuantitas remaja yang dapat mengakses informasi, pendidikan, dan konseling tentang kesehatan reproduksi, gizi, dan perencanaan berkeluarga dari teman sebayanya, serta untuk meningkatkan kesempatan kepada para remaja untuk berpartisipasi secara nyata dan bermakna sebagai sumber informasi, pendidikan, dan konseling tentang kesehatan reproduksi, gizi, dan perencanaan berkeluarga bagi teman sebaya," katanya.