Jenazah pertama berhasil dievakuasi pada Selasa, pukul 13.04 WIB di RT3 RW1 Desa Cijedil yang teridentifikasi sebagai seorang perempuan berusia dewasa.
Selang 30 menit kemudian, ditemukan satu jenazah perempuan lainnya yang diperkirakan masih berusia anak-anak.
Kedua jenazah tertimbun dalam tanah setebal 7 meter dalam jarak sekitar 5--10 meter dari masing-masing titik penemuan pada dataran cekungan.
Sekitar 25 orang tim evakuasi gabungan dari Basarnas, kepolisian, dan TNI melakukan proses evakuasi menggunakan satu unit alat berat backhoe berdasarkan titik koordinat korban yang telah ditandai oleh anjing pelacak.
Usai ketebalan tanah keruk hingga lapisan tertipis oleh oleh alat berat, proses evakuasi dilanjutkan secara manual menggunakan cangkul dan garukan jari tangan yang dibantu dengan mengairi tanah longsor menggunakan selang air agar mudah dikeruk.
Jasad korban kemudian dimasukkan ke dalam kantong mayat, setelah kedua jari tangannya dibungkus dengan kantong plastik untuk keperluan pemeriksaan tim DVI Polri.
Petugas membawa jenazah tersebut menuju Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD Sayang untuk diidentifikasi oleh Tim DVI Polri.
Berdasarkan laporan Basarnas, total korban longsor yang telah ditemukan hingga hari ini di Desa Cijedil mencapai 22 jenazah dari total laporan orang hilang berkisar 30 jiwa.
Jenazah tersebut berhasil dievakuasi pada Jumat (25/11) sebanyak delapan jiwa, Sabtu (26/11) enam jiwa, Minggu (27/11) tiga jiwa, dan Senin (28/11) dua jiwa, dan Selasa siang dua jiwa.
Hingga hari kedelapan setelah kejadian atau Senin (28/11), tercatat 703 orang korban luka gempa Cianjur, 73.693 orang pengungsi, 323 orang meninggal dunia, dan delapan orang dalam pencarian.
Sebelumnya, gempa terjadi berkekuatan Magnitudo 5,6 di sekitar 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) pukul 13.21 WIB.
Pusat gempa bumi itu berada di darat pada kedalaman 10 km di koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, Senin (21/11) sekitar pukul 13.21 WIB.
Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim Identification/DVI) Polri menyatakan berhasil mengidentifikasi tiga jenazah pada hari kesembilan atau Selasa (29/11), pasca gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Kemudian hari ini, Selasa kami sudah bekerja dan berhasil mengindentifikasi tiga tambahan korban meninggal," kata Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigadir Jenderal dr A Nyoman Eddy Purnama Wirawan saat menyampaikan keterangan pers di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang, Kabupaten Cianjur, Selasa.
Jenazah pertama yang diidentifikasi ialah jenazah dengan nomor 062/022/CJR/126, teridentifikasi sebagai Novi Kurniasih, perempuan 31 tahun, berasal dari Kampung Cugenang, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
"Jenazah ini kami lakukan identifikasi melalui gigi catatan medis dan propertinya," kata dr A Nyoman Eddy Purnama.
Selanjutnya yang kedua adalah jenazah dengan nomor 062/022/CJR/142, yang teridentifikasi sebagai Ahmad Kamaludin, laki-laki 24 tahun, warga Kelurahan Hegarmanah Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Cianjur.
"Ini kami identifikasi melalui catatan medis dan propertinya," kata dia.
Kemudian yang ketiga ialah jenazah 062/022/CJR/149 yang teridentifikasi sebagai Siti Haerunisa, perempuan lima tahun, berasal dari Kampung Cugenang, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, yang diidentifikasi melalui gigi, catatan medis dan properti.
"Sehingga sampai saat ini kami sudah mengidentifikasi sebanyak 149 jenazah. Dan jenazah yang masih ada (belum teridentifikasi) di Kamar Mayat RSUD Sayang ialah lima jenazah utuh dan dua kantong jenazah terdiri dari bagian tubuh.
Lebih lanjut ia mengatakan sampai Selasa (29/11), Tim DVI Polri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang, Kabupaten Cianjur, telah menerima 163 kantong jenazah korban gempa.
Cari enam korban
Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan masih menyisakan pencarian enam korban yang hilang usai peristiwa gempa bumi bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, hingga hari kesembilan misi pencarian.
"Saat ini masih tersisa enam orang lagi yang dicari di dua lokasi, yakni Kampung Cijedil sebanyak empat orang dan Kampung Cicadas sebanyak dua orang," kata Koordinator Misi Pencarian Basarnas Jumaril di Posko Basarnas Cugenang, Cianjur, Selasa.
Ia mengatakan, hingga saat ini jumlah total korban yang berhasil dievakuasi sesuai data Posko Induk berjumlah 326 orang dalam kondisi meninggal dunia.
"Jumlah itu sudah termasuk di awal ada yang dievakuasi mandiri oleh masyarakat," katanya.
Jumaril mengatakan, proses pencarian orang hilang di lokasi terdampak gempa mengalami kendala cuaca hujan yang sulit untuk dikendalikan.
Basarnas bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memonitor situasi cuaca harian di sekitar lokasi pencarian. "Kalau diprediksi hujan, misalnya pada sore hari, maka proses evakuasi kita majukan jamnya lebih pagi," katanya.
Cuaca hujan kerap kali memicu longsor susulan hingga timbunan tanah semakin tebal.
"Material longsor luar biasa, sangat tebal dan licin, gempa susulan juga perlu diwaspadai, sebab kalau ada goyangan bisa membahayakan tim kami," katanya.
Basarnas juga menempatkan satu personel Safety Officer yang bertugas memastikan medan operasi dalam kondisi aman.
"Tujuannya khusus perhatikan kesehatan para relawan Tim SAR gabungan yang terlibat dalam operasi besar ini," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dua jenazah di Cianjur dievakuasi dari dalam tanah setebal 7 meter