Kendari (ANTARA) - Perum Bulog Sulawesi Tenggara (Sultra) telah berhasil menyerap beras petani lokal di beberapa wilayah provinsi tersebut sebanyak 19.000 ton selama periode Januari-Oktober 2022.
Kepala Perum Bulog Sultra Siti Mardati Saing di Kendari, Selasa, mengatakan penyerapan ini bisa lebih tinggi lagi mengingat Oktober 2022 mulai memasuki masa panen raya beras petani lokal Sultra.
"Serapan Bulog sudah mencapai 19.000 ton, sudah dilakukan sejak Januari sampai Oktober tahun 2022. Bulog menyerap rata-rata 200 hingga 400 ton per hari di semua daratan yang ada di Sultra," katanya.
Ia mengaku penyerapan beras petani terus dilakukan semaksimal mungkin karena target sudah dinaikkan untuk penyimpanan beras dari petani sebanyak-banyaknya hingga akhir 2022.
"Jadi saat ini kami masih rutin melakukan penyerapan beras petani. Target kami dari 30.000 ton sekarang dinaikkan menjadi 50.000 ton hingga akhir tahun," ujar dia.
Saat ini, menurut Mardati, Bulog siap menampung seluruh beras petani dengan kapasitas gudang penyimpanan mencapai 26.000 ton.
"Dari sisi gudang penampungan Bulog sudah siap tinggal dari teman-teman penggilingan untuk melakukan percepatan pengiriman beras. Semoga setiap hari progres penyerapan semakin banyak sehingga bisa menopang juga ekonomi petani," ucap dia.
Hingga saat ini, stok beras di gudang Bulog masih tersedia sekitar 8.700 ton, dengan proyeksi stok tersebut bisa tahan hingga Desember 2022.
"Apabila kita mencapai serapan hingga 50.000 ton, maka stok beras kami ini akan lebih besar dan bisa menopang daerah lain di luar Sultra," ujarnya.
Sementara itu, Perum Bulog mencatat daerah potensial penghasil beras petani lokal, antara lain di Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe, Bombana, Konawe Selatan termasuk Kota Kendari.
"Harga pembelian Bulog memang sesuai dengan peraturan pemerintah yang sudah dilakukan. Kami harap penyerapan beras petani lebih optimal dan dapat memenuhi target yang sudah ada," kata Mardati.