Cirebon (ANTARA) - Walaupun lebih berisiko, kendaraan sepeda motor masih menjadi pilihan pemudik karena bisa menekan biaya transportasi ke kampung halaman.
Sejumlah pemudik yang melintasi jalur Pantura Jawa Barat, mengungkapkan alasan mereka memilih moda sepeda motor.
"Kalau mudik bawa motor sendiri, biayanya murah jauh dibanding menggunakan kendaraan umum," ujar Ryan Sukma (23) pemudik asal Kebumen, Jawa Tengah, saat beristirahat di tempat istirahat dadakan di jalur Pantura Cirebon, Sabtu.
Lelah terlihat dari raut wajah pemuda yang merantau di Tengerang, sebagai kuli bangunan, sambil menyeruput kopi, ia mencoba meluruskan kembali kedua kakinya.
Perlahan tangannya sedikit memijat kedua kaki setelah ber jam-jam mengendarai sepeda motor metiknya untuk menerobos kepadatan jalur pantura.
Perjalanan Ryan dari Kota Tengerang, Banten, ditempuh cukup lama, karena di beberapa daerah mengalami kepadatan.
Sehingga yang biasa ia tempuh sekitar 11 jam sampai ke kampung halaman di Kabupaten Kebumen, Jateng, kini di jam sama baru sampai di Kota Cirebon, Jawa Barat.
Ryan tidak sendirian, ia menempuh jalur Pantura menggunakan sepeda motor dengan tetangganya, itu dilakukan agar bisa bergantian ketika sudah merasa lelah di perjalanan.
"Kita berdua dari Tangerang naik sepeda motor. Kalau naik bus atau travel sangat mahal. Saat ini tiketnya bisa mencapai Rp400 ribu seorang," tuturnya sambil menyeruput kopi seduh penghilang lelah.
Perjalanan yang dilakukan oleh para pemudik menggunakan kendaraan sepeda motor, adalah menghemat pengeluaran, mereka rela lelah demi kantong tetap aman saat tiba di kampung halaman.
Pasalnya, mereka meninggalkan keluarga di kampung sudah lama, dan ketika pulang tidak membawa cukup uang, maka serasa tidak jadi lebaran.
"Kalau menggunakan motor kita hanya mengeluarkan biaya kurang dari Rp200 ribu untuk berdua, bisa digunakan makan, beli bensin maupun lainnya sepanjang perjalanan," katanya sambil merapikan bawaannya.
Jalur Pantura Jabar
Pantura Jawa Barat yang membentang dari Bekasi di barat sampai Losari di timur merupakan jalur yang menjadi salah satu urat nadi pemudik bermotor tujuan Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Pemudik bermotor juga akan melintas wilayah Cirebon yang mempunyai ruas utama dari Jatibarang menuju Palimanan-Kedawung-Mundu, dan satu ruas alternatif dari arah Krangkeng (Indramayu) menuju Gunung Jati-Mundu.
Jauh-jauh hari, petugas sudah mempersiapkan semua kelengkapan untuk menjamin pemudik bisa aman dan nyaman selama berkendara dan melintas di Cirebon.
Kasatlantas Polres Cirebon Kota AKP Triyono Raharja mengatakan, baik dari segi infrastruktur jalan, keamanan, maupun jalan, semuanya telah dipersiapkan secara matang, agar dapat melayani para pemudik.
"Jauh-jauh hari kita sudah siapkan semuanya, untuk memastikan jalur mudik lancar," katanya.
Di jalur utama dan jalur alternatif itu banyak persimpangan jalan yang bisa menimbulkan titik kemacetan ketika mudik berlangsung seperti pasar tumpah dan persimpangan jalan.
Pemberlakuan satu arah di jalan tol mengakibatkan jalur arteri Pantura Cirebon mengalami kepadatan, dari dua arah baik di lajur arah Jateng, maupun ke arah Jakarta.
Bahkan jalur arah Jakarta pada Jumat (29/4) siang hingga malam terjadi kepadatan yang mengakibatkan kemacetan cukup lama.Petugas memberlakukan beberapa rekayasa lalu lintas, seperti mengalihkan arus kendaraan arah Jakarta, ke jalur alternatif Indramayu, menutup beberapa persimpangan jalan.
Dan bahkan sempat memberlakukan buka tutup jalan yang akan mengarah ke jalur Pantura Cirebon, itu semua dilakukan akibat beban jalur pantura tidak bisa menampung kendaraan.
Masyarakat yang biasa melintas di perempatan, harus memutar terlebih dahulu, karena hanya ada beberapa titik yang dibuka untuk mencegah perpotongan arus.
"Kita lakukan rekayasa dengan memutar balikkan kendaraan di tempat tertentu, agar tidak menimbulkan kemacetan," kata Kapolres Cirebon Kota AKBP Fahri Siregar.
Seperti sebelum pandemi, pada musim mudik kali ini, pemudik yang menggunakan kendaraan sepeda motor merajai jalur Pantura, bahkan dari Indramayu, sampai Cirebon, tidak ada jeda semua menempel seakan saling bertautan.
Lamanya perjalanan darat akibat banyak perlambatan membuat pemotor cepat lelah dan terlihat beristirahat di masjid, SPBU dan sejumlah warung dadakan yang menyediakan lesehan untuk istirahat pemudik.
Lelah dan risiko kecelakaan tetap dihadapi karena ingin berhemat biaya mudik. Apalagi motor itu berguna untuk melakukan silaturahim mengunjungi kerabat lain di kampungnya.
Mudik Gratis Sepeda Motor
Pemerintah sebenarnya menyediakan program mudik gratis sepeda motor naik kapal laut yang diinisiasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Ada dua armada kapal yang digunakan untuk mudik gratis ini, yaitu KM Dobonsolo dan KM Ciremai yang dioperasikan PT Pelni (Persero). Kedua kapal tersebut merupakan kapal "three in one", yaitu kapal yang dapat mengangkut orang, barang dan kendaraan.
Fasilitas KM Dobonsolo meliputi sarana ibadah, salon makan, kafetaria, teater/ hiburan, sarana permainan, dilengkapi sekoci (life boat), rakit penolong dan pelampung sesuai kapasitas, dan asuransi pelaksanaan mudik motor gratis.
Kapasitas Masing-masing Kapal tersebut dapat mengangkut 1.250 unit sepeda motor dan 2.500 orang penumpang.
Adapun rute untuk mudik gratis bagi sepeda motor 2022 meliputi Jakarta-Semarang-Surabaya (Arus Mudik) dan Surabaya-Semarang-Jakarta (Arus Balik).
Memang tidak semua pemudik bermotor tujuan Jateng dan Jatim bisa ikut program mudik gratis sepeda motor naik kapal laut yang memang terbatas itu sehingga tetap saja Pantura Jabar dipadati pemudik bermotor.