Kendari (ANTARA) - Jajaran Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, berkomitmen mencegah tumbuh dan berkembangnya paham radikalisme dan ekstremisme di institusi pendidikan.
"Sejak periode pertama menjadi rektor UHO tahun 2017 sudah bersinergi dengan pihak luar kampus menangkal radikalisme," kata Rektor UHO Prof Muhammad Zamrun Firihu di Kendari, Kamis.
Hal tersebut dikemukakan Rektor UHO saat menerima pengurus FKPT Sultra yang dipimpin Dr Hj Andi Intang Dulung.
Turut serta dalam silaturahmi tersebut Sekretaris FKPT Sultra Hamdani Piabang, M.Si, Kabid Agama Sosial Ekonomi dan Budaya Prof Aris Badara, Kabid Media Massa Hukum dan Humas Sarjono, Kabid Pemuda dan Pendidikan Dr I Made Guyasa, Kabid Perempuan dan Anak Hj Nurhayati, M.Pd dan Kabid Pengkajian dan Penelitian Dr Abdul Kadir.
Dua komponen lingkungan kampus kerap menjadi sasaran pahan radikal, yakni kalangan mahasiswa dan dosen.
"Sejak dini harus dikenal siapa yang terlibat, baik mahasiswa maupun dosen. Sejauhmana keterlibatan dan kegiatan apa yang mereka lakukan," ujar Zamrun.
Bahkan oknum mahasiswa penerima beasiswa pendidikan yang terbukti berafiliasi dengan kelompok pengikut radikalisme akan dicabut.
"Bagi pegawai atau dosen yang menduduki jabatan struktural pasti saya copot kalau terlibat radikalisme," ujarnya.
Baik dosen maupun mahasiswa harus siap-siap menerima sanksi bila terbukti secara valid terlibat kegiatan paham radikal karena mengancam keutuhan dan kedaulatan bangsa.
Ketua FKPT Sultra Andi Intang Dulung mengapresiasi komitmen Rektor UHO menangkal paham radikal di lingkungan kampus terbesar di Sultra tersebut.
"Komitmen Pak Rektor UHO dibuktikan dengan adanya keterwakilan UHO dalam kepengurusan FKPT Sultra (Prof Aris Badara). Ini bukti UHO bersama-sama FKPT menangkal radikalisme," ujarnya.