Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan industri bernilai tambah atau hilirisasi akan membuat semua rakyat bisa bekerja, dan tidak lagi hanya melihat bahan mentah sumber daya alam Indonesia diekspor.
“Sehingga semua rakyat kita, kita ingin bekerja, tidak hanya melihat bahan mentah yang diekspor ke negara lain. Tetapi memberikan nilai tambah lapangan pekerjaan sebesar-besarnya ke negara kita,” kata Presiden Jokowi saat peresmian pabrik smelter nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin, sebagaimana disiarkan Youtube Sekretariat Presiden.
Presiden mengatakan hilirisasi industri adalah keharusan di Tanah Air. Hal itu agar Indonesia tak lagi melakukan ekspor bahan mentah yang seharusnya sudah ditinggalkan sejak lama. Ekspor bahan mentah tidak memberikan manfaat yang besar bagi negara.
"Mau tak mau, harus mendirikan industri di Tanah Air. Sehingga kita tidak ekspor lagi yang namanya bahan mentah yang sudah berpuluh-puluh tahun kita lakukan tanpa memberi nilai tambah yang besar kepada negara," kata Presiden.
Sedangkan proses hilirisasi atau industrialisasi bahan mentah, ujar Presiden, akan memberikan banyak manfaat ke negara, seperti peningkatan penerimaan pajak, penambahan devisa negara, hingga penyerapan tenaga kerja.
“Yang biasanya, tenaga kerja yang dapat adalah yang negara yang kita kirim bahan mentah, sekarang tenaga kerja muncul di sini,” kata Presiden.
Presiden Jokowi menjelaskan dari pabrik smelter GNI di Konawe dan Morowali, Sulawesi Tengah, terdapat 27 ribu lapangan kerja. Ia berharap jumlah lapangan kerja bagi masyarakat terus bertambah seiring banyaknya kegiatan industri di daerah.
“Sebuah jumlah yang tak sedikit 27 ribu itu. Sehingga ini akan muncul industri-industri, 27 ribu, 30 ribu, 40 ribu rekrutmen seperti ini yang kita inginkan,” kata Presiden.
Selain timbulnya lapangan kerja, Presiden juga berharap masyarakat di daerah sekitar industri mendapat sumber baru kegiatan perekonomian seperti munculnya peluang usaha baru bagi UMKM.
Kepala Negara juga menegaskan bahwa Indonesia akan terus berupaya menghentikan ekspor bahan mentah, dengan menerapkan hilirisasi industri di dalam negeri. Setelah penghentian ekspor bahan mentah nikel, kata Presiden, Indonesia akan menghentikan ekspor bahan mentah bauksit.
“Tahun depan akhir, saya sudah berikan pemanasan terlebih dahulu setop bahan mentah bauksit. Tahun depannya lagi akan kita setop lagi untuk minerba yang lainnya,” kata Presiden.
Adapun pabrik smelter PT GNI di Konawe, akan mengolah bijih nikel menjadi feronikel dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton per tahun.
Turut hadir dalam peresmian smelter nikel PT GNI, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan para pejabat terkait lainnya.