Jakarta (ANTARA) - BUMN telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui anak perusahaannya, PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) menggandeng perusahaan bidang luar angkasa Eropa untuk membuat satelit guna meningkatkan konektivitas di Indonesia.
Telkomsat dan mitranya, Thales Alenia Space, telah menandatangani kontrak untuk pembangunan HTS 113BT, sebuah satelit telekomunikasi high throughput baru di C-band/Ku-band dari posisi orbitnya di 113 derajat Bujur Timur.
Endi Fitri Herlianto, CEO Telkomsat, mengatakan: "HTS 113BT akan memperkuat infrastruktur konektivitas di seluruh Nusantara untuk mendukung bisnis digital dengan memberikan kualitas layanan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia," kata CEO Telkomsat, Endi Fitri Herlianto, dalam pernyataan pers Thales, dikutip Jumat.
Thales Alenia Space adalah kontraktor utama program dan bertanggung jawab atas desain, konstruksi, pengujian, dan pengiriman satelit di darat.
Perusahaan antariksa Prancis-Italia ini juga bertanggung jawab atas fase penentuan posisi orbital awal (LEOP) dan tes di orbit (IOT).
Selain itu, Thales Alenia Space akan memasok segmen kontrol di landasan dan akan melatih dan mendukung tim insinyur Telkomsat di lokasi. Dukungan dalam orbit juga akan diberikan sepanjang masa pakai satelit.
Dibangun di atas platform Spacebus 4000B2 bersejarah milik Thales Alenia Space, HTS 113BT akan menyediakan kapasitas lebih dari 32 Gbps di seluruh Indonesia. Satelit ini akan memiliki berat sekitar 4 metrik ton saat diluncurkan dan akan dikirimkan awal 2024 untuk masa pakai yang diharapkan selama 15 tahun.
“Setelah tender terbuka internasional yang dilakukan oleh Telkomsat, kami sangat senang bahwa Telkomsat telah memperbarui kepercayaannya untuk bekerja sama dengan kami,” kata Hervé Derrey, Presiden dan CEO Thales Alenia Space.
Derrey mengaku puas bisa mendukung pengembangan bisnis Telkom setelah Telkom 3S. HTS 113BT adalah program telekomunikasi keempat Thales yang melayani operator satelit Indonesia.