Kendari (ANTARA) - Pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan bahwa Kabupaten Muna masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) bidang kelauatan dan perikanan, karena lebih dari 65 persen wilayah itu adalah lautan.
"Wilayah itu didorong dengan pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) berbasis bisnis," kata Kadis Kelautan dan Perikanan Sultra, La Ode Kardini, di Kendari, Selasa.
Tujuan pembangunan SKPT itu, untuk menggerakkan ekonomi lokal, dan juga menjaga ketahanan pangan, mendorong pendapatan devisa melalui ekspor, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Melalui SKPT ini, pengelolaan sektor kelautan dan perikanan di Sultra khususnya di Muna harus lebih baik lagi," ujaranya.
Kabupaten Muna yang saat ini sudah melahirkan dua wilayah Daerah Otonomi Baru (DOB) yakni Buton Utara mekar (Januari 2007) dan Muna Barat (Juli 2014) satu rumpun yang dikenal sebagai daerah kepulauan yang kaya akan keanekaragaman hasil ikannya.
Mantan Kadis Kehutana Muna itu mengatakan ikan tuna dan sejenisnya (tongkol dan cakalang) yang tersebar di pelosok dunia bertelur di perairan laut di Muna.
Setelah tumbuh besar, ikan-ikan tersebut menyebar ke peraiaran wilayah Kabupaten Buton, Buton Utara, Konawe Kepulauan (Konkep), dan selajutnya menyebar ke pelosok dunia.
"Jadi ikan-ikan indukan tuna itu tempat bertelurnya di perairan Sulawesi tenggara, khususnya di perairan laut Kabupaten Muna," kata Kardini,
Kardini mengatakan, ikan tuna lebih kecil dikonsumsi warga Indonesia. Namun, ikan tuna sangat mahal harganya di luar negeri. Hingga saat ini menjadi primadona ekspor ke luar negeri seperti Jepang, Amerika Serikat, Thailand, Tiongkok dan Uni Eropa.