Kendari (ANTARA) - Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari membangun kerja sama dengan PT Tiran Group guna mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai salah satu kebijakan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
Rektor UHO Kendari Prof. Muhmmad Zamrun Firihu di Kendari, Selasa, mengatakan pihaknya membangun kerja sama dengan PT Tiran Group untuk menyediakan wadah bagi para mahasiswa yang ingin magang ataupun membantu mereka ketika menjadi alumnus
"Ini sebenarnya untuk menyukseskan dari program Pak Menteri Merdeka Belajar Kampus Merdeka, salah satunya itu dimana poin pentingnya adalah mahasiswa itu diberikan hak untuk melihat dunia luar," kata Zamrun usai malakukan penandatangan kerjasama bersama PT Tiran Group.
Kerja sama yang dibangun ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara UHO Kendari dan PT Tiran Grup di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Menurut Rektor UHO itu, melalui kerja sama itu para mahasiswa akan terbantu karena dapat melihat langsung dunia kerja ketika melakukan magang nantinya, sehingga tidak hanya menerima ilmu secara teori.
Zamrun mengaku dalam mendukung mahasiswa dan para alumnus, pihaknya juga terus membangun kerjasama dengan pihak lainnya baik dari lembaga pemerintah, swasta, BUMN, hingga dengan berbagai universitas yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
"Maksudnya apa? Itu kita menyediakan wadah bagi mahasiswa untuk menyukseskan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka," jelas Zamrun.
Dirut PT Tiran Group Sattar Taba mengatakan dengan kerja sama itu pihaknya akan menyerap tenaga kerja yang kompoten khususnya para alumnus UHO Kendari yang akan dipekerjakan di semua industri di bawah naungan PT Tiran Group.
"Intinya adalah bagaimana menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya khususnya masyarakat dari Sulawesi Tenggara paling tidak 80-90 persen," kata Sattar.
Dia menyampaikan, ke depan pihaknya juga akan membuka pabrik pembuatan semen dimana akan membutuhkan tenaga kerja 1.000 hingga 1.500 orang.
"Selanjutnya kita kembangkan pabrik semen di Sulawesi Tenggara. Paling tidak itu kita bangun dengan kapasitas 5 juta ton pertahun. Itu dapat menyerap tenaga kerja kurang lebih 1000 sampai 1500 orang," demikian Sattar.