Baubau (ANTARA) - BNI Cabang Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), sejak tahun lalu sampai Mei 2021 telah menyalurkan dana untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) sekitar Rp118 miliar.
Pemimpin Kantor BNI Cabang Baubau, Rahmat Ferdiansyah, di Baubau, Sabtu, mengatakan, penyaluran KUR pada 2020 kurang lebih sebesar Rp68 miliar dan hingga Mei 2021 ini sebanyak Rp50 miliar lebih.
Rahmat mengatakan pihaknya terus mendorong penyaluran KUR dengan turun langsung ke lapangan saat penyaluran sebagai upaya untuk memastikan agar KUR tersebut tepat sasaran dan betul-betul dijadikan sebagai modal usaha bukan untuk konsumtif.
"Kami dari BNI, ini kan KUR, yang paling pertama masyarakat yang memiliki usaha tetapi kesulitan modal, apalagi sekarang ini pemerintah di pandemi ini ada Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) nah ini yang kita dorong KUR," ujarnya.
Ia mengatakan KUR yang telah disalurkan itu baik ke prakerja dan non-prakerja tersebar di delapan wilayah kerja BNI Cabang Baubau yakni Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Buton Utara, Wakatobi, Muna dan Kabupaten Muna Barat, dengan rincian prakerja 7.000 KUR tersalur.
"Kan ada namanya prakerja untuk KUR, kalau ketika yang bersangkutan mendapatkan prakerja tidak mau jadi karyawan atau pegawai dan membuka usaha maka bisa mengajukan untuk KUR," ujarnya.
Sejauh ini rata-rata masyarakat yang mengajukan KUR itu, kata dia, memiliki usaha yang bergerak di bidang perdagangan sembako.
Selain itu juga, lanjut dia, penyaluran KUR diberikan dengan sistem klastering atau per kelompok seperti kelompok petani bawang merah dan kelompok nelayan atau petani rumput laut di Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, sekitar 15 kelompok.
"Contoh juga di Buton Tengah sudah 50 kelompok, lalu di Baubau komunitas-komunitas UMKM. Nah inilah yang kita dorong untuk bangkit," tuturnya. Ia menyebutkan pengajuan kredit berkisar Rp1 juta hingga Rp50 juta tanpa agunan.
Untuk hal itu pihaknya terlebih dulu mengedukasi calon kreditur sehingga dana yang disalurkan betul-betul digunakan sebagai modal usaha bukan untuk konsumtif.
"Kalau jumlah (pinjaman) bervariasi tergantung kebutuhan," ujarnya.