Kendari (ANTARA) - Produksi beras Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) selama ini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga pemerintah kota mengandalkan pengusaha mendatangkan beras dari Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kepala Dinas Pertanian Kota Baubau Muh. Rais melalui pesan WhatsApp yang diterima, Rabu, mengakui keterbatasan produksi beras lokal ini karena lahan persawahan yang terbatas.
Total luas lahan persawahan di Baubau 1.400 hektare Itu dengan produksi sekira 6.000 - 7.000 ton dengan dua kali musim tanam dalam setahun.
"Kalau kita kali dengan kebutuhan masyarakat sekira 50 ribu KK dengan kebutuhan misalnya 50 kg beras tiap KK maka kita hanya bisa menyiapkan tiga bulan dan sembilan bulan kita kosong," katanya.
Makanya, lanjut dia, kita belum bisa swasembada beras dengan kondisi lahan yang ada dan produksi yang belum maksimal, sehingga pasokan selama ini banyak dibantu dari luar daerah yakni Sulawesi Selatan.
Atas kondisi itu selama ini pihaknya hanya berupaya meningkatkan hasil produksi petani dengan sistem intensifikasi baik itu penyediaan bibit unggul ataupun perlakuan pupuk yang baik, sebab untuk perluasan lahan sudah tak bisa lagi.
Baca juga: Cadangan beras Bulog Baubau cukup dua bulan ke depan
Dikatakannya, salah satu cara meningkatkan produksi yaitu dengan melakukan analisa tanah guna mengetahui kandungan pupuk pada tanah karena penggunaan yang berlebih bisa saja menjadi salah satu pemicu menurunnya hasil produksi.
"Selama ini kan rekomendasi pemupukan itu selalu sama terus tiap musim. Makanya kita curigai dengan pemupukan yang terus berlanjut seperti itu bisa saja tanah justru bukan semakin subur karena kelebihan pupuk sehingga tingkat produksi tanaman juga akan berkurang," katanya.
Karena itu, hasil dari analisa tanah tersebut nantinya akan menjadi rujukan untuk pemberian pupuk yang ideal baik takaran maupun jenisnya, dengan harapan agar produksi tanaman bisa meningkat.
"Karena untuk meningkatkan hasil produksi harus seimbang antara jumlah pupuk dengan yang dibutuhkan tanaman," ujar Rais.
Baca juga: 30 ribu ton prognosa pengadaan beras Bulog Sultra 2021