Kendari (ANTARA) - Guncangan gempa bumi magnitudo 6,2 Jumat (15/01) dini hari menjadi peristiwa menyedihkan dan menyeramkan bagi warga Kota Mamuju dan Kabupaten Majene di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Gempa yang memporak-porandakan ribuan bangunan di dua daerah di provinsi itu mengakibatkan seluruh fasilitas umum termasuk ribuan rumah warga rusak parah bahkan ada yang rata dengan tanah.
Tak hanya bangunan, gemuruh gempa Sulawesi Barat juga mengakibatkan aliran listrik di beberapa wilayah provinsi tersebut putus, akibatnya penerangan pun terganggu.
Atas kejadian tersebut, PLN bergerak cepat memulihkan kelistrikan di daerah terdampak bencana usai gempa. Total 123 personel diterjunkan untuk memulihkan kelistrikan terdampak gempa tersebut. Sebanyak 463 Gardu Distribusi berhasil dinormalkan.
PLN juga mengirimkan personel tambahan yang berasal dari Pinrang, Parepare, Palopo dan Palu untuk membantu upaya pemulihan tersebut.
Tidak hanya personel, perlengkapan dan material seperti genset kapasitas kecil, lampu emergensi, mobil layanan teknik, turut dikerahkan ke daerah-daerah terdampak gempa.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar) Awaluddin Hafid mengatakan pihaknya terus berupaya agar listrik dapat segera menyala.
Ia menyampaikan pihaknya terus berupaya di lapangan untuk melakukan pemulihan, ditambah dari beberapa daerah juga akan bergabung membantu pemulihan.
Kata dia, gempa menyebabkan aliran listrik di sebagian wilayah Sulawesi Barat terputus. Hal ini mengakibatkan sebanyak 872 Gardu Distribusi di Kabupaten Majene dan Mamuju padam. Namun berkat kesigapan petugas di lapangan 463 Gardu Distribusi berhasil dinormalkan.
Prioritas rumah sakit
Fasilitas layanan publik seperti rumah sakit, tempat penampungan pengungsi, instalasi air bersih termasuk gedung pemerintahan menjadi prioritas utama pemulihan kelistrikan.
PLN berhasil menyalakan listrik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju pada Sabtu (16/1) malam dan Rumah Sakit Regional Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada Minggu (17/1).
Kata Awaluddin rumah sakit menjadi prioritas pemulihan kelistrikan karena menjadi titik vital, khususnya untuk memberikan perawatan kepada korban, ditambah lagi di RSUD Mamuju juga menjadi posko pengungsi gempa.
Selain RSUD Mamuju dan RS Regional Provinsi Sulbar, PLN juga sedang berupaya memulihkan kelistrikan di Rumah Sakit Bhayangkara di Mamuju.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga (17/1) korban gempa Mamuju dan Majene bertambah menjadi 56 orang.
Selain itu, ada 637 korban luka di Kabupaten Mejene. Rinciannya, 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan. Di Kabupaten Memuju, 189 orang mengalami luka berat dan rawat inap.
Kepala Bidang Perencanaan RSUD Mamuju, Wahyu, menyampaikan bahwa hadirnya listrik sangat dibutuhkan oleh rumah sakit untuk memberikan pertolongan dan perawatan kepada pasien korban gempa.
Mengingat, lanjut Wahyu, rata-rata pasien yang masuk memerlukan operasi dan tentu membutuhkan tenaga listrik. Sehingga dengan adanya listrik pihaknya mengaku sangat terbantu karena sebelumnya menggunakan penerangan dengan genset.
Selain rumah sakit, secara bertahap PLN telah berhasil memenuhi kebutuhan pasokan listrik di beberapa lokasi vital diantaranya posko-posko pengungsian, Markas Kepolisian Daerah Sulbar, Posko Komando Distrik Militer Bandara Tampa Padang, Posko Stadion Manakarra, Telkom, serta sebagian Penerangan Jalan Umum Kota Mamuju.
Pada saat itu, Sabtu (16/1) tengah malam, petugas PLN terus berupaya memulihkan kelistrikan terdampak gempa. Sejak Sabtu (16/1) sore, hingga Minggu (17/1) pagi, PLN kembali berhasil menyalakan tambahan 76 gardu, sehingga total gardu terdampak yang telah menyala sebanyak 628 gardu atau 72 persen dari total 872 gardu terdampak.
Kini lebih dari 64 ribu pelanggan dapat kembali menikmati listrik. PLN masih terus berupaya memulihkan kelistrikan terdampak gempa antara lain di Tapalang Barat, Simkep, Ulumanda, serta sebagian Tapalang, Malunda dan Mamuju.
Medan sulit
Setelah berjuang menembus akses ke Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), PLN berhasil memulihkan lima gardu terdampak gempa.
Sebelumnya guncangan gempa yang terjadi di daerah tersebut menyebabkan longsor dan memutus akses jalan ke Kecamatan Ulumanda.
Awaluddin mengaku wilayah kecamatan tersebut yang paling sulit ditembus, bukan karena tidak bisa memulihkan, tapi akses ke lokasi yang tertutup. Namun karena kesungguhan pihaknya untuk memberikan penerangan kepada warga setempat, maka pemulihan pun dapat dilakukan.
Untuk menyalakan listrik di Kecamatan Ulumanda, sebanyak 73 personel PLN harus melewati akses jalan yang ekstrim dan rusak berupa tanah berlumpur serta rawan longsor akibat gempa.
Untuk memulihkan kelistrikan di Ulumanda, material kelistrikan harus diangkut menggunakan motor trail dan mobil “hardtop”. Bahkan di beberapa titik pun material harus dipanggul atau diangkat secara manual oleh petugas.
Berkat upaya tersebut, kata dia, lima gardu yang berlokasi di Kampung Kabiraan, Kampung Tamarimbi, Kampung Tamalonang serta Kampung Aholeang kini telah menyala. Sebanyak 550 pelanggan di Kecamatan Ulumanda kini dapat menikmati listrik PLN kembali.
Secara umum, kelistrikan Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) telah pulih sejak Rabu (20/1). Seluruh gardu terdampak gempa telah berhasil dinyalakan lima hari usai diguncang gempa pada Jumat (15/01). Kecamatan Ulumanda menjadi satu-satunya wilayah yang belum dapat diakses oleh PLN, karena jalan yang terputus.
PLN kini terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memulihkan sisa 11 gardu terdampak gempa di Ulumanda.
Hafid menyadari, listrik memiliki peran penting dalam pemulihan masyarakat pasca bencana gempa. Dirinya pun memastikan petugas PLN terus bersiaga dan siap untuk segera memulihkan ketika sudah akses sudah bisa dilalui dan mendapatkan ijin dari pemerintah daerah.
Ia memyampaikan, PLN telah mengirimkan genset ke lokasi dan 25 unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) sebagai alternatif cahaya sementara bagi warga kecamatan Ulumanda.
PLN berkomitmen untuk terus bersiaga demi memulihkan kelistrikan di Ulumanda. Hadirnya listrik diharapkan dapat membuat Mamuju dan Majene kembali bangkit.
Tembus wilayah terisolasi
Tantangan lainnya yang harus dihadapi personel PLN untuk memberikan penerangan kepada warga korban gempa bumi di Sulawesi Barat adalah harus bisa melewati daerah longsor.
Atas komitmen yang kuat, PLN berhasil menambah lima gardu terdampak gempa yang berhasil dipulihkan, sesaat setelah akses menuju Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), yang tertutup longsor usai diguncang gempa.
Sebelumnya pada Rabu (27/1), PLN juga telah memulihkan lima gardu listrik, setelah dibukanya akses jalan akibat longsor menuju ke Kecamatan Ulumanda. Total 10 gardu di Kecamatan Ulumanda kini kembali menyala.
Lima gardu tambahan yang berhasil dipulihkan terletak di Kampung Panggalo, Taukong, Tandeallo, dan Paku.
Untuk memulihkan listrik di Kecamatan Ulumanda, jelas dia, personel PLN harus melewati akses jalan yang ekstrem dan rusak berupa tanah berlumpur serta rawan longsor akibat gempa.
Karena niat untuk membantu warga terdampak gempa di kecamatan itu, para personel tiang penerangan rela mengangkut material kelistrikan menggunakan motor trail dan mobil “hardtop” bahkan di beberapa titik pun material harus dipanggul atau diangkat secara manual oleh petugas.
Berkat upaya tersebut, sebanyak 2.035 pelanggan di Kecamatan Ulumanda kini dapat menikmati listrik PLN kembali.
Hingga Minggu (31/1), PLN telah memulihkan 866 gardu terdampak gempa. Kini lebih dari 85 ribu pelanggan dapat menikmati listrik kembali.
PLN terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memulihkan sisa enam gardu di Kampung Kalausu, Kampung Kalo'bang, Kampung Seppong, Kampung Lemo-lemo, Kampung Popenga, dan Kampung Urekang.
Penyambungan gratis
Guna memberikan keringanan terhadap pelanggan terdampak gempa di Mamuju dan Majene, PLN memastikan memberikan layanan penyambungan listrik kembali secara gratis bagi pelanggan yang bangunannya mengalami kerusakan.
PLN telah melakukan pendataan bangunan, seperti rumah, toko, rumah ibadah, ataupun bangunan lain yang rusak akibat guncangan gempa untuk mengamankan kabel Sambungan Rumah (SR) dan kWh meternya.
Kata Awaluddin untuk bangunan pelanggan yang mengalami rusak berat, maka demi keamanan dan keselamatan pihaknya terlebih dahulu mengamankan kabel SR dan kWH meternya.
Ketika bangunan sudah kembali jadi dan instalasi listriknya dipastikan aman, PLN segera memasang kembali kWh meter di bangunan pelanggan tersebut. Ia memastikan pemasangan tersebut dilakukan secara gratis.
Jika membutuhkan layanan PLN, pelanggan dapat menghubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di Playstore atau Appstore, serta melalui Contact Center PLN 123.
Sejak, Rabu (20/1), PLN telah berhasil memulihkan seluruh gardu terdampak gempa di Mamuju dan Majene. Total 856 gardu yang melistriki 85 ribu pelanggan kini menyala kembali.
Pemulihan kelistrikan sendiri saat itu, hanya menyisakan 16 gardu wilayah Ulumanda. Hingga Sabtu (23/1), akses jalan menuju lokasi masih terputus akibat longsoran tanah. PLN terus berkoordinasi dengan Bupati Majene untuk proses pemulihan kelsitrikan di Ulumanda.
Ketika itu, PLN telah mengirimkan genset ke lokasi dan 25 unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) sebagai alternatif cahaya sementara bagi warga kecamatan Ulumanda.
Selain melakukan pemulihan tenaga listrik, pada Sabtu (23/1), PLN juga telah menyalurkan bantuan lebih dari Rp 890 juta berupa bahan pangan, makanan siap santap, tenda dan tikar, pakaian, selimut, obat-obatan.
Selanjutnya, perlengkapan medis, toilet portable serta alat penampungan air bersih. PLN juga menerjunkan sembilan tenaga medis dan dua ambulance untuk memberikan layanan kesehatan kepada korban gempa.
Tidak hanya itu, PLN juga menjadi koordinator satuan tugas penyaluran bantuan di Sulawesi Barat dari berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hingga Sabtu (23/1) total bantuan yang disalurkan oleh BUMN dan dilaporkan melalui satgas lebih dari Rp 2,8 Miliar.
100 persen pulih
Setelah berjuang dan melewati berbagai tantangan, PLN berhasil memulihkan 100 persen gardu listrik terdampak gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang Mamuju dan Majene Sulawesi Barat.
Total, 872 gardu listrik terdampak gempa telah menyala, enam gardu terakhir di Kecamatan Ulumanda berhasil dipulihkan setelah PLN berhasil menembus akses ke Kecamatan Ulumanda yang sebelumnya terisolasi akibat tanah longsor.
Secara umum, kata Awaluddin, kelistrikan Sulbar sebagian besar telah selesai sejak Rabu (20/1). PLN berhasil memulihkan 856 gardu terdampak gempa dan ketika itu hanya menyisakan 16 gardu di wilayah terisolir di Kecamatan Ulumanda.
Ketika akses dibuka pada Rabu (27/1) dan Minggu (31/1), PLN juga langsung memulihkan 10 gardu listrik, setelah dibukanya akses jalan akibat longsor menuju ke sebagian wilayah Kecamatan Ulumanda.
Untuk memulihkan listrik di Kecamatan Ulumanda, personel PLN harus melewati akses jalan yang ekstrim dan rusak berupa tanah berlumpur serta rawan longsor akibat gempa.
Material kelistrikan harus diangkut menggunakan motor trail dan mobil “hardtop”. Di beberapa titik pun material harus dipanggul atau diangkat secara manual oleh petugas.
Tidak hanya itu, 56 petugas bahkan harus berkemah di lokasi demi memulihkan enam gardu listrik terakhir. Dibandingkan harus kembali ke kantor, karena hal itu menyulitkan lagi aksesnya, sehingga petugas lebih memilih menginap.
General Manager PLN UIW Sulselrabar mengatakan karena listrik memiliki peran penting dalam pemulihan masyarakat usai bencana gempa. PLN berharap dengan pulihnya listrik, Mamuju dan Majene dapat segera bangkit, masyarakat dapat beraktivitas normal dan ekonomi dapat kembali tumbuh.
Apresiasi
Langkah dan komitmen yang dilakukan PLN dalam memberikan penerangan kepada warga terdampak gempa magnitudo 6,2 mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar mengapresiasi langkah gerak cepat PLN memulihkan kelistrikan terdampak bencana gempa di wilayahnya.
Ia mengapresiasi karena PLN langsung turun setelah gempa. Ia berharap langkah itu terus berlanjut agar listrik dapat kembali menyala seluruhnya.
Dirinya pun menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Sulbar siap membantu PLN untuk berkoordinasi dengan instansi lain dalam upaya percepatan pemulihan listrik.
Senada dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulbar Hj Sitti Suraidah Suhardi menyampaikan apresiasinya kepada PLN yang sejak awal gerak cepat memulihkan kelistrikan terdampak gempa di Sulbar.
Ia berterimakasih karena PLN sigap dalam mengambil tindakan usai adanya gempa. Hanya dalam waktu dua hingga tiga hari aliran listrik kembali normal.
Ia mengaku sempat ketemuan langsung di lapangan khususnya di daerah pelosok dengan beberapa pegawai PLN yang hendak memperbaiki listrik.
Muhammad Hidayat, salah satu korban terdampak gempa Mamuju yang mengungsi di posko Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mamuju juga menyampaikan apresiasinya kepada PLN yang telah gerak cepat memulihkan kelistrikan di lokasi terdampak gempa.
Kata dia, berkat bantuan PLN, ia bersama warga lainnya dapat saluran listrik kembali, sehingga dapat menghubungi dan berkomunikasi dengan keluarganya.