Kendari (ANTARA) - Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Pengawasan Hasil Perikanan (BKIPM) Baubau, Sulawesi Tenggara, mencatat terjadi penurunan nilai komoditas lalu lintas perikanan di kepulauan Buton utamanya ikan hidup akibat pandemi COVID-19.
Berdasarkan data BKIPM Baubau periode Januari-Mei 2018-2020 ini, pengiriman ikan hidup jenis kerapu dan aneka seafood seperti kepiting dan lobster termasuk ikan hias laut ke berbagai daerah di Tanah Air terjadi penurunan hingga delapan persen.
"Kalau dibandingkan dengan tahun 2019 sampai Mei 2020 terjadi penurunan akibat dampak COVID-19," ungkap Kepala BKIPM Baubau, Arsal Azis, Selasa.
Data BKIPM Baubau, pada tahun 2018 lalu lintas ikan hidup mencapai 52.092 ekor dengan nilai komoditi Rp3.233.525.850, pada tahun 2019 sebanyak 53.903 ekor dengan nilai komoditi Rp3.936.180.900, sementara tahun 2020 hanya 18.899 ekor dengan nilai komoditi Rp2.891.205.000.
Berdasarkan data tersebut, kenaikan nilai komoditas ikan terjadi pada tahun 2019, namun memasuki tahun 2020 terjadi penurunan hingga satu miliar lebih.
"Jadi terjadi penurunan kurang lebih 50 persen dengan diperparah dampak COVID-19 terhadap ikan hidup," ujaranya.
Hal serupa pun terjadi pada lalu lintas ikan nonhidup. Tercatat selama periode Januari-Mei dua tahun terakhir mengalami penurunan.
Pada tahun 2018 total ikan non hidup yang berhasil dilalulintaskan mencapai 3.873 ton dengan nilai komoditi Rp100.455.607.750, di tahun 2019 mencapai 4.830 ton dengan nilai komoditi Rp96.225.419.675. sedangkan pada 2020 hanya 4.435 ton dengan nilai komoditi Rp76.834.561.575.
Berdasarkan data tersebut, terjadi kenaikan pada tahun 2019, namun terjadi penurunan nilai komoditi pada tahun 2020 sebesar Rp19 milyar lebih.
"Komoditi perikanan untuk ikan non hidup di Kepaulauan Buton adalah Ikan layang, tongkol, teri, tuna, ikan cakalang dan rumput laut," tambahnya.
Seluruh komoditi perikanan di kirim langsung ke Jakarta, Surabaya, Makassar, Kendari dan Jayapura.
Ia mengatakan, beberapa faktor turut mempengaruhi penurunan lalu lintas ikan, diantaranya rendahnya permintaan ekspor, pembatasan transportasi, serta banyaknya rumah makan yang tutup selama pandemi COVID-19.
"Sehingga kemarin kami mengambil langkah membeli ikan para pengusaha, nelayan dan pembudidaya dan kami bagikan ke masyarakat di beberapa wilayah di kepulauan Buton," tutupnya.