Baubau (ANTARA) - Wakil Wali Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, La Ode Ahmad Monianse mengharapkan pangan lokal daerah itu dapat menjadi konsumtif masyarakat guna pola hidup sehat.
Wakil Wali Kota Baubau menjelaskan, pangan adalah sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah diperuntukan bagi konsumsi manusia.
"Termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan untuk proses pembuatan makanan atau minuman," ujar Monianse dalam sambutannya, saat menghadiri Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) sekaligus Festival Pangan Lokal B2SA tingkat Kota Baubau, di Baubau, Kamis.
Kegiatan yang diprakarsai TP-PKK Baubau bekerja sama Dinas Ketahanan Pangan itu, juga turut dihadiri Ketua DPRD Kota Baubau, unsur Forkopimda, Wakil Ketua TP-PKK serta perwakilan tiap-tiap OPD lingkup Kota Baubau.
"Pola konsumsi yang dikembangkan harus beragam, bergizi dan seimbang agar dapat hidup sehat aktif dan produktif. Nah, pangan B2SA adalah keanekaragam bahan pangan baik karbohidrat, protein maupun vitamin dan mineral yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang berimbang dapat memberikan kecukupan gizi yang dibutuhkan dan aman bagi tubuh," ujarnya, dirilis Kominfo Baubau.
Selanjutnya Monianse menyampaikan terimakasih dan sangat mengapresiasi langkah TP-PKK dan Dinas Ketahanan Pangan yang telah memberikan kontribusi nyata dalam mempromosikan dan mengembangkan pangan lokal melalui kegiatan lomba dan festival.
Ia menilai pelaksanaan lomba pangan lokal ini adalah suatu cara promosi atau peningkatan pengetahuan kreatif kepada masyarakat untuk mengembangkan komoditas pangan lokal seperti umbi-umbian, jagung, pisang dan lain-lain yang ada di daerah itu. Sehingga pangan lokal bisa berniali komersial dan memajukan pangan di Kota Baubau.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Baubau juga memberikan beberapa penegasan terkait ketahanan pangan.
Kata dia, pada 2035 mendatang Indonesia akan mendpatkan bonus demografi yang artinya penduduk produktif akan mendapatkan porsi terbesar.
"Kalau penduduk produktif ini bisa bekerja dengan baik sesuai dengan keahliannya maka pasti Indonesia akan mencapai cita-citanya ditahun itu. Paling tidak di tahun 2045 kita akan menjadi negara terkuat dan maju sebagaimana Jepang dan Korea yang telah mengalami bonus demograsi di tahun 90-an dan mendapatkan keemasannya ditahun 2000-an sampai hari ini," katanya.
"Tanggung jawab bonus demografi 2035 adalah tanggung jawab kita yang hadir ini karena yang akan menjadi peserta bonus demografi adalah anak-anak kita. Bila anak-anak kita tidak bisa dipersiapkan dengan asupan gizi yang baik maka saya kira kita akan ikut berkontribusi untuk menghancurkan negeri ini," tambahnya.
Olehnya, saat ini pemerintah mulai tingkat pusat hingga daerah memiliki komitmen yang sama untuk bersama mengamankan pangan. Terdapat beberapa hal yang diperhatikan, mulai produksi dan kesediaan pangan, aspek distribusi, hingga aspek konsumsi.
"Mudah-mudahan kegiatan kita ini menjadi alternatif pangan sehingga ketergantungan pada pangan beras dan pangan luar menjadi lebih kecil sehingga ketahanan pangan daerah akan semakin bak. Saya juga mengajak agar pangan lokal ini dijadikan pola hidup bagi masyarakat kita," pintanya.