Baubau (ANTARA) - Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas I Baubau dan Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Betoambari, Sulawesi Tenggara, bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mengantisipasi masuknya virus corona melalui para turis atau tenaga kerja asing bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
Kepala Kantor UPP Kelas I Baubau, R Pradigdo, di Baubau, Jumat, mengatakan, meskipun penumpang kapal laut di pelabuhan Murhum merupakan kapal-kapal domestik, namun pihaknya tetap mengantisipasi dan berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
"Ini kan (virus corona,red) dari luar, walaupun juga kita di sini (pelabuhan) hanya lokal saja tapi antisipasi dan waspada tetap ada. Apalagi penumpang yang tiba tidak diketahui dari mana datangnya," ujarnya.
Namun biasanya, kata dia, pelabuhan-pelabuhan besar lebih selektif apabila ada kapal asing untuk lebih waspada.
"Kapal-kapal di Baubau ini juga kan dari pelabuhan besar. Mungkin dari pelabuhan-pelabuhan itu juga sudah diimbau," katanya.
Sejauh ini, kata Pradigdo juga, pihaknya belum mendapatkan laporan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan terkait penumpang yang terkena virus tersebut.
Namun demikian, pihaknya tetap menindaklanjuti apabila hal itu terjadi. "Kita tetap mengimbau. Kita juga melalui kesehatan pelabuhan sudah berkoordinasi," ujarnya.
Baca juga: Antisipasi virus corona, KKP perketat pengawasan bandara di Sultra
Sementara di tempat terpisah, Kepala Seksi Teknik dan Operasi Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Betoambari Baubau, Muhammad Basuki mengatakan, penumpang yang tiba di bandara Betoambari Baubau merupakan penumpang yang terbang dari bandara Makassar, Sulsel yang memiliki alat lebih lengkap.
"Kalau kita di Bandara Betoambari ini mengantisipasi saja. Kan penumpang yang datang sudah (diperiksa) dari bandara Makassar. Jadi kalau yang dari Baubau kita monitor disini," katanya.
Dalam upaya mengantisipasi penumpang yang terganggu kesehatannya, kata dia, pihaknya telah bekerja sama dengan KKP yang ditandai dengan adanya 'cofee morning' yang dibuat sebulan sekali.
"Jadi kita ada dokter dan petugas KKP di sini. Kalau misal penumpang yang terganggu kesehatannya kita minta surat keterangan dokter apakah layak atau tidak naik pesawat," katanya.
Ia juga mengatakan, sepanjang awal tahun 2020 ini penumpang yang bepergian dari bandara Betoambari merupakan penumpang Warga Negara Indonesia (WNI) semua.