Kolaka (ANTARA) - Rektor Universitas Sembilanbelas November, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Azhari, berharap terkait persoalan aset Akademi Keperawatan Pemkab yang sudah diserahkan tidak usah dibesar-besarkan karena akan berdampak buruk.
Hal itu diungkapkan Azhari saat Bupati Kolaka Ahmad Safei dalam pernyataannya pada salah satu media online lokal akan menarik semua aset akper yang telah diserahkan kepada USN.
Menurut Azhari penyerahan aset akademi keperawatan kepada USN karena Pemda tidak diperbolehkan lagi mengelola sehingga harus diserahkan kepada universitas yang ada di daerah itu.
" Namanya barang yang sudah kita serahkan ke pihak lain mau diambil kembali,kan kita malu juga," katanya.
Apalagi kata Azhari saat penyerahan aset akper itu untuk gabung ke USN atas persetujuan Kementerian yang diurus langsung oleh Pemda dalam bentuk bangunan dan tanah senilai Rp5 miliar.
" Itupun juga masih ada badan penelitian dan pengembangan masih berkantor di situ," katanya.
Azhari menjelaskan Akper masih tetap ada di Kolaka bahkan sudah ada tambahan program studi Farmasi dan kini menunggu izin untuk strata satu (S1) Keperawatan serta kebidanan dan kesehatan masyarakat.
" Kalau semua ini sudah ada baru kita buka jurusan kesehatan dan moratorium fakultas dicabut sehingga kita usul fakultas," ungkapnya.
Hasil rapat diJakarta jelas Azhari disepakati Diploma Tiga keperawatan dibawa ke kampus B yang ada di Buton Tengah karena kita punya D3 keperawatan maka S1 keperawatan itu izinnya akan turun dengan menutup izin Diploma tiga namun izin terlambat turun maka pengalihan prodi keperawatan dibatalkan.
" Jadi prodi keperawatan itu ada dan kaprodinya belum lama saya lantik dan itu di Kolaka tidak ada dikampus B," jelas Azhari.