Kendari (ANTARA) - Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, Sulawesi Tenggara menyosialisasikan sekaligus memberi pelatihan terkait penerapan bioteknologi pupuk sebagai bagian dari program yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat petani setempat.
"Program pemberdayaan masyarakat ini untuk memperkenalkan penerapan bioteknologi pupuk Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dalam budidaya tanaman hortikultura yang terbukti meningkatkan kualitas tanah dan produktivitas tanaman," kata Ketua Tim Pelaksana Prof. Dr. Ruslin Hadanu di Kolaka, Selasa.
Ruslin mengatakan melalui program pemberdayaan ini pihaknya ingin memberikan solusi yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat petani di Kolaka.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga memperkenalkan pupuk FMA sebagai salah satu inovasi bioteknologi yang dapat mengoptimalkan hasil pertanian tanpa merusak keseimbangan lingkungan dengan simbiosis yang tercipta antara fungsi dan akar tanaman.
"Kami berharap teknologi ini dapat menjadi jawaban atas tantangan peningkatan produktivitas pertanian yang ramah lingkungan dan kami percaya bahwa melalui penerapan bioteknologi FMA masyarakat tani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mereka secara berkelanjutan," jelas Ruslin.
Ia menambahkan, program itu merupakan bentuk sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan pembangunan pertanian yang lebih berkelanjutan.
Menurut Ruslin, program itu bertujuan untuk menggerakkan pemberdayaan masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai sektor, di mana fokusnya adalah memberdayakan masyarakat lokal dengan keterampilan dan teknologi yang relevan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup.
Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan masyarakat setempat dan dihadiri oleh petani hortikultura dari berbagai kelompok tani, di mana peserta diajarkan bagaimana pupuk FMA bekerja secara simbiotik dengan akar tanaman untuk memperbaiki penyerapan nutrisi, meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan, serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Selain pelatihan teknis pembuatan dan penerapan pupuk FMA, program ini juga memberikan bantuan alat teknologi di antaranya heler pencacah rumput dan sampah organik, heler penghalus kotoran hewan, dan bibit jagung yang telah diinokulasi dengan FMA serta alat dan bahan pendukung lainnya.
"Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa keberlanjutan kegiatan pembuatan pupuk organik oleh para petani dapat langsung menerapkan teknologi yang baru dipelajari dalam budidaya tanaman mereka," ujarnya.
Pemkab Kolaka diwakili camat setempat Arnal Yusuf mengapresiasi kegiatan yang dilakukan USN dengan melaksanakan pelatihan bagi petani di daerah itu.
"Sebagai pemerintah kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada kampus USN yang bersedia membagikan ilmunya kepada masyarakat petani khususnya di Kelurahan 19 November," katanya.