Jakarta (ANTARA) - Mantan istri Basuki Tjahaja Purnama, Veronica Tan, diusulkan sejumlah elemen masyarakat untuk memimpin atau menjadi Wali Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Organisasi yang mewadahi kaum milenial dan intelektual muda Generasi Optimis Indonesia menjadi salah satu elemen yang mengusulkan Veronica Tan maju memimpin Kota Medan.
"Kota Medan perlu mendapatkan sentuhan khas seorang pemimpin yang bersih, lembut sekaligus tegas dan kuat. Selama ini ada kesan Pemkot Medan terkenal dengan budaya yang koruptif. Itu hanya bisa diatasi oleh orang yang bersih," kata Sekretaris Jendral Generasi Optimis (GO) Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga, di Jakarta, Rabu.
Veronica Tan yang juga asli Medan menghabiskan masa sekolahnya hingga SMA di Kota Medan kemudian melanjutkan pendidikan di Jurusan Arsitektur Universitas Pelita Harapan Jakarta.
Organisasi itu pun menilai Veronica Tan kompeten sekaligus menyerukan pembaruan di Pemkot Medan dengan mengusulkan nama ibu tiga anak itu sebagai bakal calon Wali Kota yang baru.
"Oleh karena itu kami mendorong Veronica untuk maju di Pilkada Medan 2020. Beliau orang yang bersih. Rekam jejaknya jelas. Karena situasi di Medan sudah mendesak, kami harap Veronica Tan bersedia maju sebagai calon Wali Kota Medan tahun 2020," imbuhnya.
Sementara itu, pakar ekonomi kerakyatan, Frans Meroga, menuturkan sebagaimana daerah lain, Kota Medan perlu sebuah reformasi birokrasi agar sektor ekonominya berkembang.
"Komitmen pemimpin daerah sangat menentukan gerak ekonomi daerah tersebut. Sehingga perlu ada pemimpin dengan komitmen yang baik, bersih, dan idealnya berasal dan memahami daerahnya dengan baik untuk bisa membuat perekonomian suatu daerah berkembang. Untuk Medan, misalnya, perlu sosok dengan komitmen dan idealisme yang baik untuk bisa mendorong perekonomiannya dan Veronica Tan bisa menjadi alternatif yang baik" kata Frans.
Ia mencatat Medan sudah tiga kali mengalami pergantian pimpinan karena wali kotanya tersangkut dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Wali Kota Medan Dzulmi Eldin melalui operasi tangkap tangan (OTT). Tim KPK juga mengamankan uang lebih dari Rp200 juta dalam OTT tersebut. Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengonfirmasi hal ini melalui keterangan tertulis, Rabu (16/10/2019).
"Dari OTT malam sampai dini hari tadi, total tujuh orang diamankan, yaitu dari unsur Wali Kota, Kepala Dinas PU, protokoler, ajudan Wali Kota dan swasta," kata Febri.