Kendari (ANTARA) - Sumber air dari sungai Roraya dan Watumokala dapat mengairi ribuan hektare lahan persawahan di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kepala Dinas Pemerintahan dan Masyarakat Desa (BPMD) Konawe Selatan Dr Sahlul di Kendari, Rabu, mengatakan dua sumber air dari Sungai Roraya dan Sungai Watumokala yang tidak pernah kering di musim kemarau sangat mendukung untuk pengairan pertanian organik.
"Areal potensial persawahan di Kecamatan Basala, Andoolo dan Tinanggea mencapai 1.000 hektare membutuhkan dukungan irigasi pertanian orgaanik untuk memaksimalkan produksi panen," kata Sahlul.
Kendala petani dalam meningkatkan produksi adalah kebutuhan air untuk mengaliri ribuan hektare persawahan tidak seperti yang diharapkan sehingga mempengaruhi semangat petani.
Mengenai ide pemanfaatan dana desa untuk membangun bendungan skala kecil di setiap titik potensial persawahan membutuhkan kajian karena membutuhkan dana yang cukup besar,
Ketua DPRD Konawe Selatan Irham Kalenggo mengharapkan pemerintah daerah menyikapi serius kebutuhan air untuk mengairi persawahan petani.
"Sungai Roraya dan Sungai Watumokala memiliki debit air tinggi yang mampu melayani kebutuhan ribuat hektare sawah. Kalau keuangan daerah tidak mampu diperlukan dukungan pemerintah Provinsi Sultra maupun pemerintah pusat," kata Irham.
Ia menambahkan aspirasi kebutuhan bendungan sudah disuarakan petani melalui forum Musrembang tingkat kecamatan tetapi belum ada realisasi, padahal penting untuk petani.
Pengusaha penggilingan Saharuddin mengatakan petani menemui beberapa kendala dalam meningkatkan produksi, antara lain, pupuk, ketersediaan bibit dan pengairan.
"Saya tahu persis kendala petani padi sawah karena menampung hasil panen mereka. Pupuk, bibit dan pengairan kendala klasik yang belum terselesaikan," kata Saharuddin.