Kendari (Antaranews Sultra) - PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) mengedukasi petani jagung yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terkait pengolahan pascapanen bertempat di Kendari, Selasa.
Kegatan itu merupakan kerja sama antara PT Charoen Pokphand Indonesia dengan Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Sultra yang menghadirkan sekitar 100 petani jagung dari kabupaten kota di daerah itu.
General Manager HR and GA PT Charoen Pokphand Indonesia Baso Alim Bahri, mengatakan edukasi itu terkait pengelolaan pascapanen agar harga jagung lebih maksimal sekaligus memberikan penjelasan terkait skema jika ingin menjadi supplier langsung ke CPI.
"Edukasi kepada petani jagung yang kami lakukan hari ini sebagai bentuk perhatian PT CPI bersama Gempita Sultra terhadap rendahnya pengetahuan petani jangung tentang apa yang harus dikerjakan pascapanen.
Menurut dia, petani tidak bisa hanya didorong untuk berproduksi banyak tetapi minim pengetahuan pengolahan pascapanen sehingga harga produksi anjlok atau ditolak di pasaran akibat tidak menenuhi standar.
"Untuk apa berproduksi banyak tetapi tidak bisa diterima pasar karena kadar air tinggi sehingga cepat berjamur. Inilah yang kami edukasi petani agar bisa mengelola hasil panen sesuai kadar air 15 persen," katanya.
Ia mengaku kegiatan seminar terkait edukasi petani jagung tersebut baru pertama kali dilaksanakan di wilayah Sultra.
"Kedepan, besar harapan kami untuk menyerap jagung petani yang berasal dari Sultra. Tentunya dengan kondisi yang bisa memenuhi standar pembelian bagi perusahaan," katanya.
Ketua Koodinator Wilayah (Korwil) Gempita Sultra Rustam, mengapresiasi dukungan dari PT CPI karena bersedia berbagi pengetahuan dan ilmu kepada petani jagung di Sultra terkait pengolahan pascapanen.
"Kami berharap ini bukan kegiatan yang pertama dan terakhir. Semoga bisa dilakukan lagi dibeberapa kabupaten lain di Sultra dengan materi yang sama," katanya.