Lebak, Banten (ANTARA) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto akan menanam jagung seluas 635 hektare di Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Rabu (20/11/2024).
"Kami berharap kunjungan dua Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini menjadi motivasi bagi petani di 28 kecamatan guna mendukung swasembada pangan," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Banten, Selasa.
Kunjungan Mentan dan Mendes PDT tersebut, atas undangan Kapolda Banten dalam rangka program Poliran (Polisi Peduli Pengangguran) mengingat
sektor pertanian terbukti banyak menyerap tenaga kerja.
Selain itu, Mentan dan Mendes PDT sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam rangka pencapaian swasembada pangan.
Selama ini, kata dia, pertanian jagung di Kabupaten Lebak sudah berkembang dan menjadikan andalan ekonomi petani.
Bahkan, petani bisa melaksanakan tanam jagung hibrida dua kali dalam setahun dan produksinya ditampung perusahaan peternakan unggas.
Dengan demikian, pihaknya optimistis bahwa Lebak ke depan menjadi sentra penghasil jagung terbesar di Provinsi Banten, karena didukung lahan luas.
"Kami meyakini produksi jagung dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani dan kehidupan mereka menjadi sejahtera," katanya.
Suryadi (55), seorang petani, mengatakan selama ini pertanian jagung dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya dengan menghasilkan rata-rata keuntungan bersih Rp25 juta/hektare.
Produktivitas jagung hibrida rata-rata 7 ton/hektare dengan harga kondisi kering Rp6.000/kilogram, sehingga menghasilkan Rp42 juta.
Dari pendapatan sebesar itu dipotong biaya upah kerja, pupuk dan benih Rp17 juta, sehingga mereka petani bisa meraup keuntungan Rp25 juta/hektare.
"Kami di sini jika panen jagung mencapai ribuan ton dan ditampung oleh perusahaan peternakan di Balaraja, Tangerang," katanya menjelaskan.