Rumbia, Antara Sultra - Para petani di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara mengeluhkan harga minyak nilam yang menjadi primadona dalam tiga tahun terakhir kini anjlok.
Diki, petani asal warga Desa Rakadua Kecamatan Poleang Barat, Bombana mengaku antara biaya produksi minyak nilam dan hasil penjualan tidak seimbang.
"Harga minyak nilam di pasaran terus merosot, sementara itu biaya produksi terus naik," katanya.
Ia menyebutkan jika selali menyuling minyak dengan menyewa ketel ia harus merogoh kocek sebesar Rp700 ribu. Minyak nilam hanya bisa didapat antara 5-7 kg unyuk sekali menyuling.
"Nah jika diakumulasi dari biaya produksi dan harga jual sudah tidak bisa diandakan lagi," katanya.
Budi salah satu pengusaha minyak nilam mengakui jika harga minyak nilam yang sekarang berada di kisaran Rp340.000, per kilogram.
"Kondisi itu kemungkinan tidak bergerak naik dalam satu bulan ke depan, sehingga saya mulai pasang jurus baru untuk beralih ke usaha lain," katanya.
Padahal tiga tahun lalu kata Budi, harga minyak nilam menembus level harga Rp500.000 per kilogram.
Camat Poleang Barat Anton Ferdinand mengaku prihatin terhadap konddisi yang dialami oleh warganya yang berprofesi sebagai petani nilam tersebut.
Menurut dia, perlu ada penanganan jangka pendek yang melibatkan semua pihak untuk mendorong masyarakat menanami tanaman jangka pendek lain yang sedang laku di pasaran agar warga tetap berproduksi dan berpenghasilan.
"Salah satunya, adalah tanaman cabai dan jagung, itu bisa menjadi solusi singkat atau menjadi tanaman sela sembari petani kembali membenahi lahan pertanian kakao yang ditinggalkan selama ini karena beralih menjadi petani nilam," katanya.
Anton menjelaskan para petani nilam ini sebelumnya adalah petani kakao. Saat harga nilam tinggi, mereka beralih menjadi petani nilam dan meninggalkan lahan kakaonya sehingga menyebabkan produksi kakao di daerah itu turun hingga 50 persen.
"Kondisi saat ini adalah masa-masa sulit bagi para petani nilam, ini perlu kerja sama antara lintas sektor seperti pihak pertanian, penyuluh, perkebunan untuk segera ditangani kaerna akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat," katanya.