Kendari (Antara News) - Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto mengatakan total aset industri Bank Prekreditan Rakyat (BPR) secara nasional per Agustus 2015 mencapai Rp96,4 triliun.
"Jumlah tersebut mengalami peningkatan 16,68 persen jika dibanding dengan aset tahun sebelumnya pada periode yang sama," kata Joko Suyanto saat memberikan sambutan acara Rakernas dan Seminar Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) di Kendari, Senin.
Artinya, kata Joko, dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, tetapi BPR masih bisa mengalami pertumbuhan pada berbagai komponen.
Ia mengakui, perlambatan ekonomi itu pmempengaruhi pergerakan bisnis di tingkat UMKM yang merupakan sasaran utama kredit bagi BPR.
"Karena itu saya menghimbau kepada Perbarindo di seluruh Indonedia agar menyikapi kondisi ini dengan baik dengan cara menyusun strategi utamanya dalam pengelolaan usaha sehingga bisa melewati kondisi yang berat ini," kata Joko.
Ia, mengatakan, industri BPR menempati peran yang strategis dalam perekonomian Indonesia terutama dalam mendorong perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
"Peran tersebut terlihat dari kinerja industri BPR yang tumbuh signifikan walaupun di tengah persaingan pasar yang semakin kompetitf," katanya.
Rakernas Perbarindo tersebut dibuka oleh Gubernur Sultra Nur Alam dan dihadiri sejumlah kepala daerah di Sultra diantaranya Wali Kota kendari, Asrun dan pj Bupati Buton Utara Saemu Alwi, pejabat mewakili Kementerian Koperasi dan UMKM, Dewan Komisioner Otoritas Jasa keuangan (OJK), Ketua DPRD Sultra Abdurahman Saleh dan unsur pengusaha dan perbankan.