Manado (Antara News) - Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) T Hasudungan Siregar mengatakan Belanda merupakan tujuan ekspor pala pala paling potensial, menyusul permintaan dari negara tersebut sering terjadi.
"Di akhir bulan Oktober 2014, Sulut mengekspor biji pala dan bunga pala ke Belanda dengan jumlah cukup banyak," kata Hasudungan, di Manado, Rabu.
Hasudungan mengatakan biji pala diekspor ke Belanda sebanyak 39 ton dengan sumbangan devisa sebesar 414.250 Dolar Amerika Serikat (AS). sedangkan bunga pala sebanyak 20 ton dengan devisa sebesar 189.012 Dolar As.
Belanda, katanya, sejak dulu sangat meminati produk turunan pala asal Sulut, karena memiliki kualitas cukup tinggi dibandingkan daerah lain.
Oleh karena itu, pemerintah menghimbau agar petani dan pengekspor dapat memanfaatkan peluang tersebut, dengan lebih meningkatkan produksi, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar luar negeri.
Pasar Eropa paling banyak membeli produk turunan pala asal Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandangan dan Biaro (Sitaro).
"Hampir semua negara-negara bagian di Eropa, membeli biji pala, bunga pala dan daging pala asal Sulut," jelasnya.
Komoditas biji pala dan bunga pala asal Sulut memang diminati Belanda bahkan negara-negara di Uni Eropa, sejak dulu karena sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat, antara lain untuk rempah-rempah karena rasanya yang sangat khas," katanya.
Pala produksi Sulut bukan hanya diminati empat negara tersebut tetapi juga berhasil menarik minak pasar Afrika.
"Minat tersebut ditandai dengan makin banyaknya permintaan ekspor pala dan bunganya ke berbagai negara di dunia, ini menunjukan mutu komoditas pala daerah ini cukup baik," ujarnya.
Ia juga mengatakan pala Sulut diekspor ke Eropa, Amerika, dan Afrika, berasal dari Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sangihe dan Talaud.