Ambon (Antara News) - Gubernur Maluku, Said Assagaff mengungkapkan kesedihannya atas meninggalnya Gayatri Wailissa yang menguasai 14 bahasa asing di rumah sakit (RS) Abdi Waluyo di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada 23 Oktober 2014, sekitar pukul 19.15 WIB.
"Almarhumah adalah aset Indonesia yang sebenarnya mulai berkiprah Internasional, sayang kehendak Allah lain sehingga kita harus berduka cita diusianya yang baru 17 tahun," katanya, di Ambon, Jumat.
Gubernur mengakui, kehilangan salah satu putri terbaik Indonesia asal Maluku yang telah mengharumkan nama daerah ini dengan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Gayatri menunjukkan bahwa pendidikan di Maluku telah menelorkan SDM fenomenal yang menguasai bahasa Inggeris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, India, Rusia, Thailand dan Filipina," ujarnya.
Apalagi, Gayatri tak pernah menempuh sebuah kursus untuk menguasai bahasa asing. Ia hanya belajar melalui buku, film dan musik. Ia juga punya kebiasaan unik berbicara dalam bahasa asing di depan cermin guna memperlancar kemampuan berbahasanya.
"Motivasinya yang patut diteladani anak bangsa Indonesia, terutama di Maluku. Apalagi, Gayatri berasal dari keluarga sederhana dengan ayahnya hanya seorang perajin kaligrafi dan ibunya tidak bekerja," tegas Gubernur.
Karena itu, lanjutnya, Pemprov Maluku menghaturkan belasungkawa yang dalam dan selamat jalan salah satu putri kusama bangsa.
"Inalilahi wainailahi rajiun. Tiada yang bisa menebak kehendak Ilahi," kata Gubernur Said.
Gayatri menjalani perawatan intensif di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat sejak 20 Oktober 2014, setelah mengeluh pusing usai berolahraga di mess Mabes TNI.
Gayatri juga memiliki bakat dan prestasi lainnya yakni instruktur teater, penyiar radio, penerjemah bahasa, dan bahkan menulis berbagai karya sastra. Ia juga pernah meraih medali perunggu dalam Olimpiade Sains Astronomi 2012.
Tidak hanya itu, ia juga menjadi wakil Indonesia untuk Duta Anak tingkat ASEAN. Ia bahkan menjadi delegasi tunggal (anak) Indonesia yang mewakili Konferensi ASEAN tahun 2012 di Thailand dan delegasi tunggal (anak) Indonesia dalam konferensi ASIA-Pasifik tahun 2013 di Nepal.
Almarhumah dijadwalkan dimakamkan di TPU Taman Bahagia, kawasan Kapahaha, kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Jumat (24/10) petang.
Jenazahnya diberangkatkan dengan pesawat Garuda Indonesia Airlines dari bandara Internasional Soekarno - Hatta, Jakarta, Jumat pagi, sekitar pukul 08.15 WIB.