Ambon (Antara News) - Gubernur Maluku Said Assagaff mengapresiasi program "Ambon Flood Control" yang direncanakan di lima sungai di Kota Ambon oleh Balai Wilayah Sungai setempat karena strategis mengatasi banjir.
"Saya apresiasi program yang didanai Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank - ADB) dengan realisasinya tergantung Pemkot Ambon membebaskan permukiman di masing-masing bantaran sungai," katanya, Rabu.
Program yang tahap awal diarahkan di way Batumerah dengan sosialisasi sudah dilaksanakan melibatkan 500 lebih kepala keluarga (KK) itu perlu direspon positif oleh Pemkot Ambon.
"Jadi harus segera disikapi dengan Pemkot Ambon mengfasilitasi pembebasan lahan maupun rumah warga agar program tersebut segera direalisasikan," ujarnya.
Pertimbangan, Ambon Flood Control diprogramkan karena ibu kota Provinsi Maluku ini setiap tahun dilanda bencana banjir maupun tanah longsor yang merengut nyawa warga setempat, luka ringan hingga berat, permukiman terendam serta jembatan maupun jalan rusak atau patah.
"Kami mendukung program tersebut karena bermanfaat ganda sekiranya Ambon Flood Control direalisasikan sesuai pematangan perencanaan yang telah ditinjau tim dari ADB maupun Kementerian PU pada 2013," kata Gubernur.
Sebelumnya, Kepala BWS Maluku, Mohammad Marasabessy mengemukakan, program Ambon Flood Control ini direncanakan untuk lima sungai di Kota Ambon.
Tahap awal di sungai Batumerah, selanjutnya Way Ruhu, Way Tomu, Way Batu Gajah dan Way Batu Gantung.
"Pertimbangannya telah dilakukan sosialisasi dan penyebaran angket berupa kuisioner kepada warga Batu Merah melalui koordinasi dengan Pemkot Ambon untuk direlokasi dari bantaran sungai setempat," ujarnya.
Karena itu, bila warga Batu Merah bersedia direlokasi, lahan merupakan tanggung jawab Pemkot Ambon yang menurut Wali Kota setempat, Richard Louhenapessy telah dipetakan.
"Saya intensif berkoordinasi dengan Wali Kota maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis untuk program tersebut karena berkaitan dengan relokasi warganya," kata Mohammad.
Tahap berikutnya adalah Way Ruhu di desa Galala karena permukiman di bantaran sungai belum padat.