Jakarta (Antara News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan keberhasilan penyelenggaraan pemilu dan pemilihan presiden 2014 merupakan ujian bagi kematangan demokrasi Indonesia.
"Tiga bulan ini atau tiga bulan mendatang, bangsa Indonesia tengah diuji kembali apakah transisi dan konsolidasi demokrasi yang berjalan baik ini bisa kita jaga dan tidak sebaliknya," kata Presiden saat menghadiri acara penyerahan penghargaan Antara dan peluncuran tampilan baru Antaranews di Jakarta, Senin.
Presiden mengatakan sejak 2004 hingga 2014 rakyat Indonesia bisa menjalankan pemilihan umum secara langsung sehingga demokrasi bisa terbangun dengan baik.
"Rakyat ingin, situasi damai yang kita dapatkan selama proses pemilihan umum 2014 tetap dapat dijaga. Sebagai kepala negara saya mendorong dan mengingatkan, KPU dan MK untuk bertindak kredibel dan profesional. Laksanakan dengan transparan dan akuntabel, jika ada perselsiihan dibawa ke Mahkamah Konstitusi diselesaikan secara transparan dan akuntabel," kata Presiden.
Presiden mengatakan pemilihan presiden kali ini berlangsung dengan ketat dan keras, namun demikian masyarakat tetap menginginkan kondisi yang damai dan aman menandai suksesi kepemimpinan nasional.
"Jika besok ada yang tidak terima hasil, maka sebagai kepala negara menyarankan tempuh jalan konstitusional dengan cara yang damai. Undang-undang kita sudah atur dan beri ruang dan wadah hal-hal itu," katanya.
Ditambahkan Presiden, kalau semua berjalan dengan baik harapan kita semua 20 Oktober akan terjadi pergantian kepemimpinan nasional secara damai dan bermartabat, kalau kita bisa letakkan tradisi politik yang baik ini akan menapak lebih baik dan lebih maju.
Dalam acara yang dihadiri oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono itu juga disampaikan sejumlah penghargaan kepada perorangan maupun perusahaan yang dinilai memiliki kepedulian di bidang tanggung jawab sosial perusahaan, filantropi dan pendidikan anak Indonesia dari Perum LKBN Antara.
Penghargaan Antaranews CSR award diberikan pada PT Semen Padang Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan dan PT Astra Internasional.
Juga menerima penghargaan Dato Sri Prof Dr. Tahir sebagai tokoh filantropi dan Ibu Negara Ani Yudhoyono menerima penghargaan sebagai tokoh peduli peningkatan kecerdasan anak Indonesia 2014.
Ibu negara dinilai penggagas rumah pintar sejak 2005 hingga 2014 telah terealisasi 511 rumah pintar di seluruh Indonesia.
Sikap Mulia
Pada kesempatan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memandang sikap bisa menerima kekalahan merupakan sikap yang mulia dan patut diapresiasi dengan baik.
"Mengakui kekalahan itu mulia. Mengucapkan selamat kepada yang menang itu indah. Allah maha besar ketika kita kalah ya memang kalah kemudian mengucapkan selamat pada yang berhasil maka Allah SWT akan memberikan kemuliaan dan hal yang sama," kata Presiden.
Presiden mengatakan sikap dapat menerima kekalahan dan mau mengakui kemenangan pihak lain hendaknya bisa diterapkan dalam berbagai sisi kehidupan.
"Besok saat KPU mengumumkan kita melihat adanya ketegangan. Namun rakyat Indonesia tidak tegang, masyarakat lebih sejuk, damai, menjalankan kehidupan yang normal," tutur Presiden.
Presiden menambahkan,"meskipun ada kelompok-kelompok tertentu yang nanti malam akan sangat tegang. Tetapi rakyat ingin bukan hanya SBY, tetapi rakyat ingin situasi damai saat kita dapatkan pada pemilu tetap dijaga. Saya mendorong dan mengingatkan KPU dan Mahkamah Konstitusi yang independen untuk melakukan tugasnya dengan baik dilakukan transparan dan akuntabel."
Kepala negara mengharapkan bila ada perselisihan maka hendaknya ditempuh cara-cara sesuai peraturan yang ada.
"Jika ada perselisihan dibawa ke Mahkamah Konstitusi, maka harus diputus secara transparan dan akuntabel. Saya senang kedua lembaga itu berkomitmen agar semua hasilnya betul-betul menghadirkan kebenaran yang terjadi," tukasnya.
Presiden menegaskan,"jika besok ada yang tidak menerima hasil perhitungan suara, maka saya sarankan untuk menempuh jalan konstitusional dengan cara damai. Undang-undang kita telah mengatur, memberikan ruang untuk mewadahi hal itu jika besok terjadi. Kalau dibawa ke Mahkamah Konstitusi maka mari kita dorong MK menjalankan dengan baik agar keputusannya baik dan adil."
"Kalau semua berjalan dengan baik maka 20 Oktober akan terjadi pergantian kepemimpinan nasional dengan damai dan bermartabat," kata Presiden.