Kendari, (Antara News) - Pengelola Pusat Pendidikan Islam di Wangiwangi, ibukota Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara, diminta melibatkan tokoh masyarakat setempat dalam mengembangkan lembaga pendidikan tersebut.
Permintaan tersebut disampaikan Ketua Forum Pencegahan Terorisme dan Radikalisme (FPTR) Sultra, Ryha Madi di Kendari, Rabu.
"Pelibatan tokoh masyarakat setempat dalam pengelolaan Pusat Pendidikan Islam yang dibangun dengan dana hibah dari Pemerintah Arab Saudi itu, untuk memastikan bahwa pendidikan Islam yang diajarkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya masyarakat setempat," katanya.
Menurut dia, jika pengelolaan Pusat Pendidikan Islam di Wakatobi tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang dipahami masyarakat Wakatobi, bisa memincu timbulnya konflik di tengah masyarakat.
"Agar ancaman konflik itu tidak terjadi, maka pengelola perlu melibatkan tokoh masyarakat setempat dalam mengelola dan mengembangkan Pusat Pendidikan Islam modern itu," kata Ryha yang juga anggota DPRD sultra itu.
Pemerintah Kabupaten Wakatobi saat ini tengah merampungkan pembangunan Pusat Pendidikan Islam di dalam kawasan luas 20 hektare di Wangiwangi Selatan.
Menurut Bupati Wakatobi, Hugua, di dalam kawasan seluas 20 hektare tersebut, dibangun sejumlah gedung sekolah, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi.
Mereka yang akan sekolah di Pusat Pendidikan Islam modern itu akan diasramakan dan sebagian besar dari mereka akan diberi beasiswa.
Sedangkan tenaga pengajar, selain dari pakar-pakar Islam di dalam negeri, juga akan datang dari perguruan-perguruan tinggi Islam terkemuka di dunia.