Sumbawa Besar, (Antara News)- Sejumlah warga di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mulai melirik bisnis penjualan beragam burung yang khususnya untuk dilombakan karena peminatnya belakangan terus meningkat.
"Saya menjual berbagai jenis burung, mulai kacial, kenari, puyuh dan dan beberapa jenis burung lainnya yang dipajang di pinggir jalan wilayah Seketeng. Burung-burung ini untuk dilombakan, terutama yang sudah bisa mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu," kata Syaiful Jamil, salah seorang penjual burung di kawasan Seketeng, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Senin.
Dikatakan Syaiful, menjual burung adalah prospek bisnis yang menjanjikan dan pembelinya cenderung meningkat.
Keunggulan berbisnis burung adalah perawatannya mudah dan harga belinya pun murah. Namun, dalam masa pemeliharaan pelaku usaha harus bersikap telaten dan sabar.
Menurut dia, harga beli burung-burung itu sedikit lebih murah. Namun harganya akan menjadi mahal bila mampu mengeluarkan bunyi nyaring, atau bahkan bisa menirukan suara-suara di sekitar lingkungannya.
Kacial misalnya, meski bentuk tubuh yang sangat kecil, harganya akan jauh lebih mahal dari pembelian awal jika sudah bisa bersuara.
"Kalau waktu saya beli di pasaran, harga burung kacial bisa hanya cuma Rp5.000. Namun harganya menjadi jauh lebih mahal, bahkan bisa mencapai jutaan rupiah apabila dapat mengeluarkan bunyi-bunyian khas. Begitu pula halnya dengan burung puyuh, yang saat ini mulai digemari banyak orang untuk dilombakan," kata Syaiful.
Tidak hanya menggeluti bisnis burung, pria berusia 40 tahun asal Palopo, Sulawesi Selatan, juga berprofesi sebagai juru parkir di seputaran Pasar Seketeng untuk usaha sampingan.
Bisnis burung, lanjut dia, sudah digeluti selama hampir enam bulan lalu. Berkat bisnis itu, Syaiful bisa menghidupi keluarganya. Bahkan, hasil dari berbisnis burung, Syaiful mampu membeli sepeda motor dan mengontrak rumah.
"Burung-burung itu saya beli dari Pulau Lombok dan Jawa, tergantung pesanan pencinta burung di Kota Sumbawa," ujarnya.
Dikatakan dia, rasa cintanya kepada burung diawali saat Syaiful menjadi TKI di Malaysia beberapa tahun lalu, karena sering mengamati orang-orang di sekitarnya memelihara satwa itu dan membisniskannya.
Atas dasar kecintaan ini, begitu selesai bekerja di Malaysia, Syaiful pun terpikir membuka usaha bisnis burung di kawasan Seketeng, Sumbawa.
Selain menjual beraneka burung, Syaiful pun menerima pesanan beragam sangkar. Baik sangkar burung dan ayam, yang bentuknya yang cukup unik. Dalam sehari, burung dan sangkar buatannya selalu ada saja yang laku terjual.
"Dari bisnis ini serta menjadi juru parkir, saya mengantongi Rp250 ribu per harinya," ucap dia.
Syaiful berharap usahanya semakin berkembang dan keinginannya memiliki outlet tersendiri, yang khusus menjual beraneka ragam burung, dapat tercapai.
"Hingga kini saya masih menabung, agar keinginan memiliki outlet dapat tercapai," katanya.