Kendari (ANTARA) - Tim Pengawasan Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil menggagalkan penyelundupan satwa liar yang dilindungi berupa kanguru, burung nuri, dan burung cendrawasih di Pelabuhan Murhum, Kota Baubau, Provinsi Sultra.
Kepala Seksi (Kasi) Wilayah II BKASDA Sultra La Ode Kaida saat dihubungi, Senin, mengatakan bahwa dalam upaya menggagalkan aksi penyeludupan satwa yang dilindungi tersebut, pihaknya tidak melakukannya sendiri, melainkan bekerja sama dengan Karantina Baubau, TNI Angkatan Laut (AL), dan PT Pelni Baubau.
"Sejumlah satwa yang dilindungi itu rencananya akan diseludupkan melalui kapal KM Nggapulu, yang bertolak dari Pelabuhan Murhum, Kota Baubau," kata Kaida.
Dia menyebutkan bahwa saat digeledah, pihaknya menemukan beberapa satwa itu dalam keadaan hidup, yakni burung cendrawasih baja, burung nuri bayan, nuri merah, dan kanguru.
"Tim kemudian melakukan identifikasi jenis satwa yang ditemukan itu," ujarnya.
Kaida menyampaikan bahwa berdasarkan hasil identifikasi, pihaknya menemukan luka di kaki induk kanguru yang diduga bekas jeratan para pelaku.
Ia menjelaskan bahwa kanguru yang lazimnya dikenal sebagai hewan khas Australia tersebut saat ini mendapatkan perawatan sementara di Kantor SKW Baubau.
"Hewan Kanguru yang selama ini populer sebagai satwa khas Australia juga ditemukan di wilayah Papua. KM Nggapulu tersebut merupakan kapal Pelni yang punya rute reguler Jakarta-Fakfak-Jakarta," jelas Kaida.
Dalam penggeledahan kapal tersebut, lanjut Kaida, pihaknya tidak menemukan adanya tanda-tanda pelaku yang menyeludupkan satwa-satwa tersebut.
Diketahui, beberapa satwa yang berhasil digagalkan untuk diseludupkan itu, yakni tiga ekor kanguru dan empat ekor burung cendrawasih. Sedangkan untuk burung nuri, Tim BKSDA Sultra menemukan dua jenis, yaitu jenis burung nuri bayan dan burung nuri merah, yang diduga berasal dari Kepulauan Aru.