Pekanbaru, (Antara News) - Wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Riau, Fazar Muhardi, memenangi lomba karya tulis jurnalistik berthema Meliput Perubahan Iklim (MPI) yang diadakan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia.
"Ada dua tulisan yang saya kirim ke LPDS. Satu berjudul 'Pemanasan Global Bom Waktu Bagi Kelalaian Manusia' dan satu lagi berjudul 'Perubahan Iklim Kian Mengancam'," kata Fazar di Pekanbaru, Jumat.
Pada lomba karya jurnalistik LPDS kali ini, kata dia, ada sepuluh orang pemenang dari berbagai provinsi di Indonesia.
Para pemenang itu, lanjut kata dia, LPDS kemudian mengajak melakukan Liputan Daerah Ketiga (LDK) atau "travel fellowship" untuk meliput kembali tentang perubahan iklim.
Setelah itu baru kemudian kunjungan kawasan (field trip) di sebuah daerah berhutan di dalam negeri.
"Bagi saya ini menjadi kebanggaan tersendiri mengingat LPDS merupakan pusat pendidikan pers ternama yang telah berdiri sejak lebih 25 tahun," kata Fazar yang berstatus kontributor itu.
Ia mengaku tidak menyangka akan terpilih sebagai pemenang mengingat perlombaan tersebut diikuti oleh para pewarta nasional yang tentunya memiliki kemampuan dan pengalaman matang.
Perlombaan yang dilaksanakan LPDS ini, menurut dia, tidak sekedar ajang unjuk kemampuan saja, namun juga menyadarkan kalangan pers tentang pentingnya keutuhan lingkungan bagi kehidupan manusia.
Tema yang diangkat juga sangat sesuai dengan kondisi Provinsi Riau, dimana daerah penghasil minyak ini setiap tahunnya selalu dilanda bencana kabut asap dampak dari kebakaran lahan.
"Bahkan peristiwa ini bisa dikatakan bencana rutin yang terus terjadi setiap tahunnya sehingga mendorong saya untuk melakukan peliputan mendalam," kata dia.
Menyadari hal tersebut, kata dia, maka dianggap penting untuk kemudian karya-karya yang dihasilkan itu disertakan dalam perlombaan yang diadakan LPDS pada akhir 2013 lalu.
Untuk tulisan berjudul 'Pemanasan Global Bom Waktu Bagi Kelalaian Manusia', pewarta LKBN Antara ini mengisahkan kondisi kerusakan alam yang terus terjadi hingga mendatangkan kerugian bagi khalayak.
"Untuk tulisan ini saya merujuk pada narasumber Dr Niken Sakuntaladewi, yang ketika itu menjabat sebagai Senior Scientist Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Kementerian Kehutanan," katanya.
Sementara pada tulisan kedua berjudul 'Perubahan Iklim Kian Mengancam', kata dia, mengisahkan kondisi lingkungan global yang semakin buruk akibat efek gas rumah kaca hingga mengancam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
"Pada tulisan kedua ini, cukup banyak narasumbernya, salah satunya adalah Pakar Satuan Tugas REDD+ Wilayah Riau, Profesor Adnan Kasry. Tulisan ini juga memberikan solusi lewat kacamata pengamat tentang cara atau upaya menekan laju deforestasi dan degradasi hutan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang kian mengkhawatirkan," katanya.