Manado (Antara News) - Taman Nasional Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) akan tertinggal dari taman nasional lainnya seperti Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Raja Ampat di Provinsi Papua.
"Bunaken adalah salah satu warisan dunia yang tetap harus dilestarikan. Karena itu harus dilakukan pengelolaan, penataan yang lebih baik untuk mengurangi degradasi yang terjadi," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulut, Ronald Sorongan, di Manado, Jumat.
Dia mengatakan, Bunaken mempunyai batas maksimum daya dukung, dan semakin banyak turis yang datang bukan berarti akan memberikan keuntungan.
"Banyak turis yang datang akan memberikan beban, sementara semakin banyak wisatawan yang melakukan penyelaman akan menimbulkan risiko besar kerusakan terumbu karang," kata dia.
Dia mengatakan, dalam kawasan taman nasional Bunaken masih terdapat biota-biota laut yang belum diketahui jenisnya, yang ke depan akan memberikan nilai tambah sehingga perlu mendapatkan perhatian dunia.
"Bukan tidak mungkin, Bunaken akan tertinggal dari Wakatobi dan Raja Ampat. Bunaken lebih dulu terkenal dari keduanya bahkan dari sisi pengelolaan mengadopsi sistem yang diberlakukan di taman nasional ini. Kenapa sekarang ini Wakatobi dan Raja Ampat maju pesat?" kata dia.
Karena itu, menurut dia, pelaksanaan "World Coral Reef Conference" (WCRC) atau konferensi terumbu karang dunia pada Mei 2014, serta dibangunnya sekretariat "Coral Triangle Initiative" di Provinsi Sulut diharapkan memberikan dampak positif untuk penyelamatan terumbu karang di kawasan taman nasional Bunaken.
"Mudahan-mudahan ada formulasi tepat bagaimana bentuk pengelolaan taman nasional yang lebih baik. Sehinggga dari sisi beban tidak akan melebihi daya dukung yang ada. Memang perlu penataan yang lebih baik lagi agar berkelanjutan," katanya.