Raha (ANTARA News) - Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-48 Provinsi Sulawesi Tenggara yang diselenggarakan di Kota Raha, Jumat, dimeriahkan dengan persembahan atraksi budaya lokal, yakni atraksi perkelahian kuda.
Atraksi budaya lokal ini sangat menarik perhatian sekitar 1000-an orang di lokasi Alun-Alun Kota Raha untuk menyaksikan atraksi itu disaksikan langsung oleh Gubernur Sultra, Nur Alam dan para bupati dan walikota serta pejabat se-Sultra yang hadir pada acara tersebut.
Gubernur Sultra, Nur Alam mengatakan, atraksi seni budaya seperti ini harus dilestarikan dan dikembangkan karena merupakan warisan leluhur yang sudah langka ditemukan dewasa ini.
"Atraksi budaya seperti ini bisa menjadi perekat dan pemersatu bengsa karena semua orang akan berkumpul bersama melupakan kegalauan demi menyaksikan atraksi langka semacam ini," katanya.
Meskipun diguyur hujan saat berlangsung atraksi perkelahian kuda itu, warga tampak enggan untuk meninggalkan arena perkelahian kuda tersebut.
Waode Rulia, warga yang ikut menyaksikan atraksi itu, mengatakan, meskipun kegiatan itu adalah atraksi budaya lokal masyarakat Muna, namun acara seperti itu jarang dilakukan, kecuali pada waktu-waktu tertentu saja.
"Saya jarang menyaksikan acara seperti ini, karena hanya pada acara-acara tertentu dipertontonkan. Maklum, juga para pawang atau pemilik kuda mulai memanfaatkan selain atraksi budaya lokal, juga menjadikan sebagai momen kegiatan ekonomi," katanya.
Rahmat, warga pengunjung di Kota Raha mengatakan, selama ini dirinya hanya mendengar bahwa ada atraksi budaya lokal di Muna mengenai perkelahian kuda, tetapi baru kali ini bisa menyaksikan langsung atraksi langka tersebut.
"Saya ini adalah warga dari luar Kabupaten Muna sangat senang karena bisa menyaksikan langsung artaksi menarik seperti ini," katanya.
Rahmat berharap artaksi perkelahian kuda seperti ini bisa ditampilkan pada iven regional dan nasional yang dilaksanakan di Kendari, ibu kota Provinsi Sultra, agar lebih memperkenalkan kepada masyarakat sekaligus dapat menjadi salah satu ajang kegiatan pariwisata.
Ahmad, salah seorang pemilik kuda di atraksi itu menuturkan bahwa pemicu perkelahian kuda itu dilakukan dengan menampilkan seekor kuda yang telah berpasangan dengan salah satu kuda jantan, dan sengaja didekatkan dengan kuda jantan lainnya sebagai calon lawannya, sehingga muncul kecemburuan dan emosi masing-masing kuda jantan itu, yang kemudia mereka berkelahi. (Ant).