Kendari (ANTARA News) - Aksi unjuk rasa menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu, berjalan lancar dan damai.
Pantauan di Kendari, sedikitnya ada empat kelompok elemen mahasiswa yang terbagi pada beberapa tempat menyuarakan aksi demo dengan intinya mengajak seluruh elemen masyarakat di Kota Kendari dan Sultra pada umumnya menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
Dibanding dengan hari sebelumnya Selasa (27/3), aksi unjuk rasa dilakukan para mahasiswa berakhir dengan tindakan anarkis, dengan merusak jendela kantor sekretariat DPRD Sultra.
Tidak hanya itu, mereka juga saat melakukan `longmarch` sebelum ke gedung DPRD Sultra sempat menyandera sebuah mobil dinas dengan nomor polisi DT 896 J dengan melempari batu kaca samping kanan mobil milik pemerintah kabupaten Kolaka Utara mengakibatkan pecah.
Sementara aksi demo hari ini dengan beberapa elemen mahasiswa dari berbagai BEM perguruan tinggi, HMI, Mahasiswa Anti Korupsi (MAK), LMD, KAMMI, IMM dan pa kelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Kendari hanya berorasi di Gedung DPRD Sultra dan diterima Ketua DPRD Sultra, LM Rusman Emba.
"Aksi demo hari ini jumlahnya sedikit dibanding pada hari Selasa (27/3) kemarin, yang mencapai 1000-an orang. Rencana besok pada hari Kamis (29/3), jumlah massa yang akan kita turunkan tiga kali lipat dari jumlah aksi demo pada hari kemarin," kata Usman, salah seorang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah.
Aksi unjuk rasa penolakan kenaikan BBM, para mahasiswa menyuarakan di beberapa tempat selain di DPRD Provinsi, di depan halaman kantor walikota Kendari, simpang empat kantor PU Sultra, di depan bank Mandiri, Telkom dan sebagian lainnya akan merencanakan berorasi di RRI Kendari namun batal.
Ketua DPRD Sultra, LM Rusman Emba, saat menemui kelompok mahasiswa mengatakan, aspirasi terkait penolakan kenaikan BBM kepada anggota DPRD Sultra sudah disampaikan ke DPR-RI.
"Hari ini, surat faximile dari DPRD Sultra terkait mendukung penolakan kenaikan BBM sudah kami kirim ke sekretariat jenderal DPR-RI," kata Rusman Emba, yang juga politisi Partai Golkar itu.
Ia mengatakan, dari lima fraksi yang ada di DPRD Sultra, baru tiga yang mendukung penolakan kenaikan BBM (Fraksi Golkar, PKS dan Fraksi Bangun Sultra yang terdiri dari PDIP, Gerindra dan beberapa partai lainnya.
Sementara dua fraksi yang belum mengeluarkan sikap mendukung atau menolak kenaikan BBM (Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional Reformasi) hingga kini belum mengeluarkan kebijakan.
Hingga berita ini diturunkan, aksi unjuk rasa yang dilakukan para mahasiswa mulai berlangsung sepi dan sebagian kelompok massa itu sudah kembali ke kampus dan sekretariat masing-masing. (Ant).