Kendari (ANTARA News) - Seluas 79 hektare tanaman ubi kayu milik masyarakat terancam puso atau gagal panen karena serangan hama babi dan tikus menjelang usia panen.
Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Sulawesi Tenggara (Sultra), Abustam, di Kendari, Kamis, mengatakan petani kewalahan mengatasi serangan hama babi dan tikus.
"Petani sudah berupaya mengamankan kebun ubi kayu dengan membangun pagar dari kayu dan batu, bahkan petani menebar racun kimia untuk hama babi maupun tikus," kata Abustam.
Dari 43 hektare lahan ubi kayu yang mengalami puso karena serangan hama tikus itu masing-masing tersebar di Kabupaten Konawe 12 seluas hektare, Kolaka 11 hektare, dan Buton 20 hektare.
Untuk Kabupaten Muna, Konawe Selatan, Bombana, Kolaka Utara, Kota Kendari, dan Buton Utara hingga kini masih bebas dari serangan hama tikus.
Sementara itu, 67 hektare lahan tanaman ubi kayu yang gagal panen karena serangan hama babi adalah Kabupaten Buton seluas 35 hektare, dan Konawe Selatan 23 hektare.
Selain itu, Kota Bau Bau dua hektare, Kota Kendari lima hektare, dan Konawe dua hektare, sedangkan Kabupaten Muna, Kolaka, Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara, dan Buton Utara bebas dari serangan hama babi.
Abustam mengaku tidak mengetahui secara pasti angka produksi ubi kayu di Sultra, namun dari luas lahan garapan 2.976 hektare diyakini belum membawa kesejahteraan kepada petani.
"Petani mengalami kesulitan dalam pemasaran, karena itu pemerintah diharapkan menggalang investor untuk menyerap produksi ubi kayu petani. Kalau hanya dikonsumsi atau dijual di pasar lokal, tentu tidak akan berdampak pada kesejahteraan petani," katanya. (Ant).