Kendari(ANTARA News) - Pemerintah melalui Perum Badan Urusan Logistik Sulawesi Tenggara hingga akhir Agustus 2011 telah menyerap 13 ribu ton beras petani.
Kepala Divisi Regional Bulog Sultra, Bambang Napitupulu di Kendari, Rabu, mengatakan tahun ini Bulog Sulawesi Tenggara (Sultra) ditargetkan menyerap beras petani sebanyak 20 ribu ton.
"Kami tidak terikat target tetapi bekerja profesional. Kalau terbuka peluang menyerap beras petani sebanyak-banyaknya dengan kualitas memenuhi standar maka akan dilakukan oleh Bulog," kata Bambang.
Serapan beras petani hingga Agustus 2011 di daerah ini masih tergolong lambat karena berbagai faktor, antara lain, produksi petani yang menurun karena cuaca buruk.
Optimalisasi pembelian beras petani, juga dipengaruhi cuaca ekstrim yang melanda wilayah Sultra namun diharapkan tidak menyurutkan semangat petani menggarap lahan.
Bulog berharap keputusan pemerintah menaikkan standar harga pembelian beras tahun 2011 sebesar Rp6.050 per kilogram dapat memotivasi petani mengolah lahannya.
Beberapa tahun terakhir pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga pembelian beras dengan maksud mendorong petani meningkatkan kinerja menanam padi.
Selain itu, peningkatan harga pembelian beras akan mewujudkan cita-cita peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Meskipun kenaikan harga pembelian beras senantiasa memicu kenaikan harga beras pada tingkat produsen.
"Dipastikan harga beras baik pada tingkat produsen (petani, red) maupun di pasaran umum akan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan harga pembelian beras pemerintah," katanya.
Namun, konsumen tidak perlu kuatir karena Bulog sudah menyiapkan stok yang cukup untuk menjamin ketahanan pangan dan menekan lonjakan harga kebutuhan pokok tersebut.
Justru kenaikan harga beras pada tingkat petani membawa dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan petani dan bagi Bulog bukan kerugian. (Ant).