Kendari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencabut laporan polisi terhadap ratusan mahasiswa Sultra, yang berunjukrasa hingga melakukan perusakan Kantor Penghubung Pemda di Jakarta.
Gubernur Provinsi Sultra Mayjen TNI (purn) Andi Sumangerukka saat ditemui di Kendari, Jumat malam, menyampaikan dirinya telah memerintahkan agar mencabut laporan tersebut.
"Mengenai laporan itu, saya sudah memerintahkan kepala kantor penghubung untuk mencabut laporan," kata Andi Sumangerukka.
Ia menjelaskan pihak kantor penghubung Sultra di Jakarta melaporkan para mahasiswa karena sudah bertindak melanggar hukum dengan merusak fasilitas milik Pemprov Sultra.
Awalnya, aksi protes para mahasiswa yang menuntut pembangunan asrama di Jakarta berjalan aman, namun pada aksi protes yang kedua, staf kantor penghubung melaporkan ke pihak kepolisian karena aksi protes mahasiswa berujung pada perusakan.
"Itu dua kali lho, yang pertama masih kondisi baik-baik saja, nah yang kedua baru dilaporkan polisi karena sudah melakukan kegiatan yang merusak," ujarnya.
Menurut dia, tindakan itu diambil staf kantor penghubung untuk melaporkan mahasiswa sebagai konsekuensi hukum karena perusakan fasilitas Pemprov di Jakarta. Alhasil, ada puluhan mahasiswa diamankan karena tuduhan perusakan tersebut.
Gubernur Sultra mengatakan para mahasiswa yang ditahan di kantor polisi juga sudah dibebaskan pada Rabu malamnya.
"Saya yang perintahkan malam itu, bukan orang lain, supaya pulangkan semua, jangan ada satupun mahasiswa yang bermalam di kantor polisi," ucap Andi Sumangerukka.
Terkait tuntutan para mahasiswa, Gubernur Andi Sumangerukka, menyampaikan bahwa Pemprov tetap mengupayakan pembangunan asrama untuk mahasiswa bukan hanya di Jakarta, namun di daerah lain seperti Makassar dan Yogyakarta.
Namun, realisasi pembangunan Asrama Mahasiswa di Jakarta belum terlaksana karena belum ada anggaran.
"Seandainya ada anggarannya pasti saya bangun, tapi kan kita lihat sendiri anggaran terbatas, sudah ada alokasinya masing-masing," sebutnya.
Untuk sementara Pemprov memprioritaskan membangunkan mes di daerah yang paling banyak mahasiswa asal Sultra.
Selain itu, Pemprov juga memperbaiki asrama mahasiswa asal Sultra yang kondisinya sudah tidak layak lagi.
"Jadi bukan berarti kita tidak bangun asrama, tetap dibangunkan hanya kita lihat mana yang paling banyak dan paling rusak," tambah Andi Sumangerukka.

