Kudus (ANTARA) - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memiliki program olahraga untuk anak-anak usia dini melalui PAUD Cerdas Bergerak sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah untuk menerapkan kegiatan olahraga minimal satu jam per hari.
"Kami bangga karena Kudus menjadi salah satu kabupaten pertama di Indonesia untuk menerapkan inovasi pembelajaran yang berfokus pada perkembangan fisik motorik anak," kata Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Arini Budi Utami di sela-sela pelaksanaan PAUD Cerdas Bergerak di Supersoccer Arena Kudus, Minggu.
Menurut dia program tersebut juga untuk mendukung target Presiden Prabowo Subianto yang mengarahkan minimal satu jam aktivitas fisik per hari di sekolah.
Kegiatan PAUD Cerdas Bergerak berlangsung selama tiga hari, sejak Jumat (13/12) hingga Minggu (15/12). Jumlah peserta sebanyak 650 anak usia dini dari lima lembaga PAUD, yakni PAUD Terpadu Kalirejo, TK PG Rendeng, RA Nurul Haq, TK Cahaya Nur, dan TK Masehi.
Program penguatan stimulasi fisik motorik PAUD yang diselenggarakan Bakti Pendidikan Djarum Foundation itu, menggandeng tim dosen dari Universitas Negeri Semarang dan Universitas Katolik Soegijapranata dan melibatkan 45 guru dari KB/TK dan RA di Kudus.
Selama enam bulan yang dimulai sejak Juli 2024, guru-guru mengikuti pelatihan dan pendampingan intensif untuk memperkuat kemampuan mereka mendukung perkembangan fisik motorik anak usia 4–6 tahun.
Mereka mendapatkan berbagai ide aktivitas fisik sesuai tahap perkembangan anak, serta cara mengatur waktu dan melakukan penilaian secara efektif. Selain itu, parenting class juga membekali orang tua untuk mendukung aktivitas fisik anak di rumah.
Kini, kelima PAUD tersebut berhasil meningkatkan durasi kegiatan fisik motorik dari dua menjadi empat jam per minggu dan mengintegrasikannya ke dalam rutinitas harian, seperti pembiasaan awal sebelum kelas, transisi antar kelas, dan kegiatan inti pembelajaran. Salah satu contohnya, anak berpindah ke ruang makan dengan cara melompat mengikuti pijakan di lantai sekolah.
Peningkatan jam aktivitas fisik ini memberikan beragam manfaat bagi anak, salah satunya adalah peningkatan kebugaran jasmani. Hasil pre-post test menunjukkan dampak positif yang signifikan untuk kemampuan berlari, melompat, kekuatan genggaman, dan keseimbangan tubuh. Mayoritas anak yang sebelumnya berada pada kategori sangat rendah kini meningkat ke kategori sedang.
“Setelah kami terapkan kegiatan fisik yang konsisten di sekolah, kami melihat anak-anak menjadi lebih sehat, bugar, dan semangat datang ke sekolah. Saat makan anak juga jadi lebih lahap. Sedangkan kemampuan komunikasi, empati, dan bekerja sama dalam tim semakin terasah, sehingga benar-benar merasakan adanya perubahan yang baik pada anak,” ujar Solihati, Kepala Sekolah RA Nurul Haq yang juga mendapatkan program pelatihan.
Deputy Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation Felicia Hanitio menambahkan bahwa banyak riset menunjukkan pentingnya kegiatan fisik motorik yang konsisten sejak usia dini.
"Sayangnya, banyak PAUD masih terjebak dengan tekanan masyarakat untuk mengejar perkembangan kognitif seperti kemampuan baca, tulis, dan hitung, sementara aspek perkembangan lain kurang diperhatikan," ujarnya.
Meskipun waktunya singkat karena hanya enam bulan dipersiapkan, kata dia, beberapa PAUD di Kudus berhasil mengintegrasikan kegiatan fisik yang mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh.
"Kami berkomitmen untuk terus membantu memperluas dampak ini ke sejumlah sekolah di Kudus. Semoga bisa menginspirasi sekolah di luar Kudus juga," ujarnya.
Hasil pelatihan anak PAUD dirayakan melalui "showcase" PAUD Cerdas Bergerak yang berlangsung selama tiga hari. Kegiatannya mencakup paparan data perubahan kebugaran dan kesehatan anak serta kompetisi atletik yang menyenangkan.
Sebanyak 650 anak PAUD berpartisipasi dalam permainan kelompok yang dirancang untuk mengasah kemampuan berlari, melompat, melempar, menangkap, dan menjaga keseimbangan, sekaligus menanamkan nilai sportivitas, kerja sama, dan rasa percaya diri sejak dini.
Anak-anak dan guru yang berprestasi dalam beberapa kategori juga mendapatkan penghargaan dengan harapan menjadi sumber semangat bagi guru, anak, dan orang tua untuk terus mendukung dan menerapkan aktivitas fisik motorik secara konsisten, baik di sekolah maupun di rumah.