Kendari (ANTARA) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) bersama Pemprov Sulawesi Tenggara menggelar sekolah lapang iklim tematik (SLIT) kebakaran hutan dan lahan sebagai salah satu upaya pemerintah daerah mencegah potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bumi Anoa.
"Memasuki musim kemarau panjang semua pihak perlu memitigasi serta meningkatkan kewaspadaan guna meminimalkan kebakaran hutan dan lahan," kata Sekretaris Pemprov Sultra, Asrun Lio, saat membuka Sekolah Lapang Iklim Tematik di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan bahwa SLIT kebakaran hutan dan lahan ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola risiko bencana karhutla.
Hal ini juga bisa mengantisipasi dan memitigasi kebakaran hutan dan lahan di Sultra, kata dia, serta pada kegiatan ini tentu akan dirumuskan bagaimana metode yang terbaik dalam pengamanan karhutla.
"Karhutla tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, perekonomian, dan keberlangsungan hidup," katanya.
Dalam kegiatan SLIT kebakaran hutan dan lahan, diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pencegahan, deteksi dini, dan penanggulangan Karhutla secara efektif.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Sultra, Aris Yunatas, mengatakan bahwa di stasiun klimatologi Sultra mengeluarkan suatu program namanya adalah titik hotspot untuk mengetahui informasi lain seperti musim kemarau dan musim lainnya.
"Jadi itulah produk kami. Dan diharapkan dari sekolah lapangan iklim tematik ini pemerintah daerah itu bisa memahami informasi BMKG sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan terutama menjelang musim kemarau," katanya.
Sekolah lapang iklim tematik atau SLIT kebakaran hutan dan lahan diikuti juga sejumlah instansi yaitu dari dinas lingkungan hidup dan kehutanan hingga komunitas dan pemerhati lingkungan.