Kendari (ANTARA) - Penjabat (Pj.) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto menggelar rapat koordinasi (rakor) membahas langkah antisipasi dan mitigasi menyikapi musim pancaroba.
Rakor dipimpin Pj Gubernur, dihadiri oleh Kepala Stasiun Meteorologi Sultra dan Kepala Dinas terkait lainnya di ruang rapat Kantor Gubernur di Kendari, Rabu, dan juga membahas tentang kesiapan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
Dalam paparannya, Kepala Stasiun Meteorologi Sugeng mengatakan bahwa bulan Juli 2024 ini telah memasuki pancaroba (peralihan musim penghujan ke kemarau, dan sebaliknya). Selain itu, saat musim pancaroba akan berpotensi terjadinya puting beliung, hujan disertai petir, dan angin kencang.
"Beberapa wilayah kita telah memasuki awal musim kemarau, yakni Kota Kendari, Kabupaten Konawe Kepulauan, sebagian Bombana, dan Pulau Buton. Selain itu, perlu diantisipasi potensi terjadinya puting beliung, hujan disertai petir, dan angin kencang. Mungkin dapat di atensi untuk memangkas pohon yang sudah tua maupun papan reklame yang rapuh," ujar Sugeng.
Diperkirakan puncak kemarau pada bulan September, selanjutnya bulan Oktober masuk peralihan ke musim penghujan. "Tapi tidak perlu panik, Insya Allah kemarau tahun ini tidak seperti tahun lalu (alami El-Nino). Puncak kemarau tahun ini frekuensinya di angka 73,68 persen," ungkapnya.
Sugeng juga memaparkan bahwa saat musim kemarau nanti, ada beberapa Kabupaten yang frekuensi hujannya sangat rendah dan berpotensi terjadi karhutla. Kiranya hal ini dapat diantisipasi dan dimitigasi risikonya.
"Kabupaten Buton Tengah, Buton Selatan, Kota Baubau, dan Pulau Kabaena Bombana akan menjadi wilayah yang frekuensi hujannya rendah. Kiranya kita dapat antisipasi potensi terjadinya karhutla l, Pak Gub," papar Sugeng.
Selanjutnya, Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan Pemprov Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengungkapkan bahwa tanaman padi yang mengalami kerusakan akibat banjir pada tahun 2024 seluas 3.726,02 ha (puso seluas 772,27 ha).
Rusdin mengatakan telah melakukan pemenuhan Prasarana Sarana Pertanian (PSP) sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim.
"Rehabilitasi dan konservasi lahan, fasilitasi pembiayaan asuransi pertanian, fasilitasi penyediaan pupuk dan pestisida, optimalisasi pemanfaatan air dan jaringan irigasi, serta penyediaan alat dan mesin pertanian," kata Rusdin.
Kadis Kesehatan Pemprov Sultra Usnia mengatakan ada beberapa penyakit yang perlu menjadi perhatian saat pancaroba yakni DBD, diare, ISPA, dan rabies.
"Tahun lalu kami kesulitan mendapat vaksin rabies, Insya Allah tahun ini kami akan intens berkoordinasi dengan Kemenkes agar disalurkan di Provinsi Sultra," ungkapnya.
Lebih lanjut, Sekretaris Dinas Sosial Pemprov Sultra Haris Ranto melaporkan bahwa telah melakukan berbagai upaya dalam memitigasi dan antisipasi pancaroba di Sultra.
"Kami telah menyampaikan surat ke Dinsos Kab/Kota terkait arahan Pak Pj gubernur saat Rakor kesiapan bencana banjir dan kekeringan tahun 2024. Kami juga telah bermohon ke Kemensos guna penambahan logistik di Sultra," katanya.
"Kami juga menyiagakan 500 personel Tagana yang tersebar di 17 kabupaten/kota sesuai kebutuhan, lalu kendaraan operasional dapur umum lapangan, tangki air, dan buffer stock logistik. Untuk makanan siap saji kami akan cek kelayakan konsumsinya Pak," tambahnya.
Pj Gubernur selanjutnya mengucapkan terima kasih atas paparan yang disampaikan, dan ditegaskan kepada Perangkat Daerah terkait agar dapat mengantisipasi dan juga memitigasi segala potensi yang akan terjadi.
"Pertama, kepada Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan untuk segera memetakan sentra produksi padi kita agar jangan sampai panen kita terganggu. Menuju puncak musim kemarau agar segera siapkan pompa pengairan, selamatkanlah panen kita," tegasnya.
"Kedua, kepada Dinas Kehutanan untuk segera antisipasi apabila terjadi Karhutla di wilayah kita, siapkan Petugas yang handal dan memiliki quick respon time agar tidak meluas," ucap Andap.
Andap juga menginstruksikan kepada Dinas Sosial dan BPBD untuk siaga dan waspada apabila terjadi situasi kedaruratan maupun unpredictable.
"Saya tegaskan, salus populi suprema lex esto keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi. Saya tidak mau melihat masyarakat tidak terlayani dengan baik saat terjadi bencana maupun situasi kedaruratan," ucapnya.
"Dinas Kesehatan persiapkan dengan baik penanganan penyakit pancaroba. Lakukan sosialisasi guna pencegahan dan juga kesiapan pelayanan kesehatan di rumah sakit kita. Termasuk kesiapan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional Polio. Cek persiapaannya, bagaimana pelaksanaannya, dan upaya pengawasannya," tambahnya.
Andap juga menginstruksikan Kepala Perangkat Daerahnya untuk menyusun Daftar Inventarisir Masalah (DIM) pada setiap bulan guna memetakan segala potensi kerawanan serta upaya antisipasi dan mitigasi risikonya.
Lebih lanjut, Pj Gubernur berharap kepada para insan pers untuk secara masif menginformasikan masyarakat mengenai pancaroba ke musim kemarau.
"Jadi, saya berharap kerjasama Rekan-Rekan insan pers untuk pro aktif memberikan informasi kepada masyarakat agar masyarakat memperoleh informasi sehingga dapat lebih awal memitigasi potensi bencana. Sekecil apapun informasi tolong sampaikan ke masyarakat," harap Andap.
"Mari kita satukan hati dan pikiran untuk melindungi masyarakat, kita wujudkan Sultra yang aman, sehat dan kondusif," tutupnya.