Kendari (ANTARA) - Harga ikan kering asin maupun ikan segar di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengalami kenaikan dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp30.000 per kilogram.
"Naiknya harga ikan kering disini disebabkan bahan baku sedikit karena nelayan jarang turun melaut karena faktor hujan yang melanda selama 2-3 pekan terakhir," kata Rahmi, salah seorang warga pedagang ikan kering di Kecamatan Rumbia Tengah, Bombana, Rabu.
Padahal lanjut Rahmi, jika tidak musim hujan harga ikan stabil. Saat ini harga ikan kering mencapai Rp30.000 per kilogram sementara di cuaca normal hanya Rp20.000 per kilogram. Selain itu, ada beberapa jenis ikan laut yang biasa di produksi seperti jenis ikan katamba, sori dan kaso.
"Ikan kering ukuran kecil seharga Rp20.000 per kilogram, sedang Rp27.000 per kilogram, besar Rp30.000 per kilogram, dan untuk cumi seharga Rp40.000 per kilogram," katanya.
Sementara itu, produksi ikan kering di beberapa perajin juga menurun karena suplai dari nelayan sedikit dan jenis ikan tangkapan berbeda dari biasanya. Proses pengeringan yang lama menyebabkan stok ikan kering di Kabupaten Bombana menurun drastis.
"Saya hanya punya 10 kilogram ikan asin saja ini, biasanya kalau menjemur ikan biasanya cuma satu hari saja tapi sekarang bisa sampai satu minggu baru kering " tutur Rahmi.
Ditempat terpisah, Udin salah satu nelayan yang biasa menyuplai ikan ke perajin ikan kering mengatakan hampir sebulan ini tangkapan berkurang akibat cuaca hujan.
"Jadi saya menjaring ikan sekarang hanya dapat jenis ikan yang jarang disukai perajin," ungkapnya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop) Kabupaten Bombana, Asis Fair, membenarkan dengan naiknya harga ikan kering yang diakibatkan oleh cuaca hujan. selain itu, untuk mendapatkan kualitas yang baik mesti mendapatkan sinar matahari yang sempurna agar hasilnya memberikan rasa yang enak.
"Suplai ikan yang menjadi bahan baku utama sangatlah sedikit karena faktor cuaca hujan sehingga nelayan sulit mendapatkan ikan dan Sebagian lagi nelayan memilih tidak melaut sampai cuaca Kembali normal," katanya saat dihubungi melalui telepon.
Ia menambahkan, Dinas Perindagkop Bombana terus melakukan promosi para pelaku-pelaku ke usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) salah satunya adalah perajin ikan kering dan terasi sebab dengan berkembangnya UMKM maka akan memberikan dampak ekonomi bagi daerah.
"Saat ini, kami sedang memikirkan program lain agar produksi ikan kering terus meningkat," tambahnya.