KENDARI (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai meningkatkan pengawasan di pasar tradisional dan ritel modern terkait dengan harga bahan pokok atau Bapok jelang Ramadhan 1445 Hijriah (H)/2024 Masehi (M).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kota Kendari Abdul Rauf di Kendari, Minggu, mengatakan bahwa pengawasan itu dilakukan agar mencegah oknum-oknum yang bermain sehingga mengakibatkan kenaikan harga Bapok di Kota Kendari, khususnya saat ini menjelang Bulan Suci Ramadhan 1445 H.
“Seperti pengalaman sebelumnya, saat bulan Ramadan banyak spekulan yang memainkan harga bahan pangan. Sehingga kami hadir jauh hari untuk mencegahnya,” kata Abdul Rauf.
Dia menyebutkan bahwa sebagai bentuk pencegahan, pihaknya telah bergabung dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satuan Gugus Tugas (Satgas) Pangan untuk terus melakukan pengawasan melalui dengan operasi dan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar dan ritel modern.
“Kemarin kami sudah turun melaksanakan pemantauan di pasar-pasar. Untuk sementara harga dan pasokan bahan pangan masih terjaga. Kami juga belum lama ini telah melaksanakan pemantauan di Gudang Bulog untuk memastikan stok beras tersedia,” ujarnya.
Abdul Rauf menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pantauan Dinas Ketapang Kota Kendari, bahan pangan di Kota Kendari saat ini masih dalam kondisi aman.
"Seperti beras, saat ini beras masih tersedia sekitar 3 ribu ton, begitu juga minyak goreng masih tersedia sekitar 30 ribu liter, dan gula pasir masih ada sekitar 90 ton. Alhamdulillah sampai saat ini masih aman saja," ungkap Abdul Rauf.
Selain pasokan yang melimpah, lanjut Abdul Rauf, harga sejumlah bahan pangan juga sangat terjangkau. Seperti beras yang dijual seharga Rp63 ribu per lima kilogram, minyak goreng Rp 4 ribu per liter, dan gula pasir hanya Rp16 ribu per kilogram.